Ulhee Lheue, merupakan salah satu pantai yang paling di minati masyarakat Banda Aceh untuk berwisata, setiap minggunya pantai ini penuh dengan pengunjung, tidak hanya bersal dari Banda Aceh saja tetapi ada juga yang datang dari Aceh Besar, Sigli maupun Meulaboh. Ulhee Lheue yang dulunya bernama pantai cermin memiliki sejarah yang unik, jauh sebelum Tsunami melanda Aceh 2004 pantai ini merupakan salah satu bandar perdagangan bebas dunia yang sangat ramai, namun sejak Pulau Sabang di tutup Pelabuhan Ulhee Lheue lumpuh total.
Di tahun 1980 hingga 2004 sebelum Tsunami menerjang Banda Aceh, pantai ini menjadi sasaran rekreasi warga Banda Aceh, sambil joging setelah subuh masyarakat ramai memadati pantai ini, apalagi saat hari libur, sehingga para penduduk yang menetap di sepanjang pantai juga kecipratan rizki, sebab mereka juga membuka lapak-lapak dagangan dengan menu sekenanya di sepanjang bibir pantai.
Meski bukan berpasir putih, Ulhee Lheue merupakan bagian dari daerah wisata yang di miliki Banda Aceh, bahkan namanya juga sangat tersohor di salah satu lagu keroncong tahun 70 an; Ulhee Lheue, di kota radja…”ini membuktikan bahwa kawasan Ulhee Lheue sudah sangat familiar di benak siapa saja dan di mana saja. Apalagi saat tsunami melanda Aceh, pantai ini hilang tak berbentuk.
Paska Tsunami, Pantai Ulhee Lheue sudah tidak ada lagi, berganti dengan bangunan tahan gelombang yang di bangun BRR serta pelabuhan megah yang melayani rute kapal penyeberangan Banda Aceh-Sabang. Meski berubah bentuk fisik Ulhee Lheue mampu meyajikan kekhasannya yang lain, seperti pantai buatan yang berdindingkan penahan gelombang yang banyak diminati para wisatawan beserta keluarganya, sepeda Air berbentuk bebek, serta penjaja jagung bakar, dan makanan ringan lainnya di sepanjang jalan yang berhadapan langsung dengan laut.
Setiap sore pantai ini ramai dengan pengunjung, aroma jagung bakar begitu khas serta pemandangan para wisatawan yang asyik dengan diri mereka menikmati sore dengan duduk di kursi-kursi yang tersedia sambil menikmati jagung bakar yang memiliki aneka rasa. Kawasan ini memang menjanjikan, pada bagian lain di Ulhee Ulheue di bangun taman dan bangunan terbuka tempat beristirahat wisatawan, juga ada taman bermain anak-anak yang berlatarkan sungai dan danau buatan, sehingga menambah lengkap suasana saat berwisata.
Ada beberapa objek wisata yang di tawarkan di wilayah Ulhee Lheue seperti Ujung Pancu yang biasanya di pakai sebagai tempat para pemancing, Masjid Baiturrahim yang menjadi satu-satunya tempat ibadah yang selamat dari tsunami dengan mu’jizatnya, Kuburan Massal, beberapa resto yang menyajikan makanan special laut dan menu pilihan lainnya serta taman bermain anak-anak yang terletak di depan Kuburan Massal.
Meski Pantai Ulhee Lheue sudah menjadi kenangan, namun pesonanya masih saja berpendar, sayangnya di khawasan yang indah panoramanya ini juga kerap di jadikan berbuat ma’siat di setiap malam minggunya. Hingga pemerintah kota Banda Aceh beserta jajaranya selalu menutup akses jalan masuk menuju pelabuhan dengan portal dan di jaga ketat oleh keamanan dan Dinas Syariat Islam. Jika anda ingin berwisata menikmati pemandangan laut Ulhee Lheue di malam hari untuk saat ini, lebih baik mengurungkan niat untuk menjangkaunya, karena akses masuk untuk melewati jembatan tidak dapat dilalui oleh kenderaan apapun, karena portal dengan kokohnya menghalang laju perjalanan anda, dan jangan tanya kenapa, tetapi anda bisa membaca sebuah baliho milik pemda yang terpampang tepat di bibir jembatan dengan lantang berkata : “Dilarang Berbuat Maksiat di Kawasan ini”. (Rahmad Sanjaya)