Takengon | Lintas Gayo ā Pembangunan Tanggul Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangen di Desa Bale Kabupaten Aceh Tengah mulai memakan korban, kali ini sasarannya adalah lahan sawah masyarakat yang berada di sepanjang bibir pantai Danau Laut Tawar.
Meluapnya air danau (nyang lemo) yang berimbas pada lahan masyarakat di sepadan danau sangat merugikan masyarakat petani di sepadan Danau Laut Tawar, di duga fenomena ini terjadi akibat pembangunan tanggul oleh pihak PLTA di Kampung Bale Takengon yang menyebabkan menyempitnya saluran air yang keluar sehingga air melimpah ke bibir pantai.
Sebenarnya meluapnya air danau atau dalam bahasa lokal nyang lemo, hampir setiap tahun terjadi, tetapi untuk tahun ini atau semenjak tanggul PLTA dibuat fenomena ini dirasa diluar kewajaran karena luapan air tersebut mencapai ratusan meter dari pinggir danau akibatnya lahan masyarakat yang berdekatan dengan danauĀ gagal panen karena digenangi air sampai setinggi 1 meter.
Salah satu tokoh masyarakat Kampung Waq Toweren Sarkian, memaparkan air danau sudah biasa naik. āTetapi sampai umur saya hari ini mendekati 50 tahun, saya belum pernah melihat luapan danau seperti sekarang iniā tuturnya.
SenadaĀ dengan itu, Kepala Mukim Laut Tawar Tgk. Haikal Sadiq menuturkan luapan danau tahun ini jauh lebih dahsat dari tahun-tahun sebelumnya, jelas sangat merugikan masyarakat, terutama masyarakat di kemukiman saya.
Secara terpisah Isranuddin Harun Ketua LSM Tajuk, Senin (10/12/2012) mengatakan bahwa lembaganya akan mendampingi masyarakat memperjuangkan hak-haknya dan mendesak kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah untuk segera memfasilitasi pertemuan masyarakat dengan pihak-pihak terkait terutama pelaksana pembangunan PLTA.
Isran juga menegaskan selama ada niat baik dari pihak terkait, Insya Allah tidak akan terjadi tindakan-tindakan sepihak dari masyarakat yang merasa dirugikan, sebaliknya bila aspirasi masyarakat tersebut dikelola dengan baik, saya khawatir masyarakat tidak lagi dapat menahan diri.
āKalau Pemerintah Daerah dan PLTA tidak menghargai aspirasi masyarakat sepadan danau, kami tidak akan membiarkan masyarakat berjuang sendiri karena fokus perjuangan kami adalah membela hak dan kepentingan masyarakat sepadan danauā, ujar Isran yang juga salah satu pengurus organisasi SAP BIKLAR (Sentral Aliansi Pemuda Bintang, Kebayakan, Lut Tawar).
Berdasarkan pengamatan LSM Tajuk dilapangan, kerugian yang dialami masyarakat sangat variatif, seperti Ā gagalnya panen tanaman semusim (cabe, tomat, timun kol dan bawang merah, dll), rusaknya persemaian (penyemen) padi, serta lahan sawah yang belumĀ bisa ditanami akibat genangan air, sementara di lokasi lain masyarakat sudah mulai menanam padi untuk musim ini.
Dari data sementara jumlah masyarakat yang lahannya tergenang air di Kampung Toweren sebanyak 60 orang, Pedemun One-One 20 orang, Gunung Suku dan Kampung Rawe 30 orang, sementara di daerah Kebayakan dan Bintang belum diketahui jumlah pastinya, yang jelas sepanjang lokasi wisata jalan Pante Menye juga sudah mulai digenangi air.(SP/red.04)