Takengon | Lintas Gayo – Sebagai wujud kepedulian terhadap masa depan kopi luwak Gayo, Cafe ASA Kopi yang berlokasi di Simpang Wariji Takengon Kabupaten Aceh Tengah mengadakan pelatihan untuk petani pengumpul kopi luwak atau kepada petani yang selama ini belum paham dan mengerti tentang kopi luwak.
“Pelatihan ini Insya Allah akan dilaksanakan Minggu 30 Desember 2012 di Cafe ASA Kopi dan berhubung tempatnya terbatas, kepada calon peserta bisa segera daftarkan diri, gratis,” kata Armiyadi kepada Lintas Gayo, Kamis (27/12).
Tema pelatihan, dijelaskan Armiyadi berkisar tentang Tehnik Pengumpulan Kopi Luwak Liar Berkualitas.
Diuraikan, yang menjadi latar belakang diadakannya pelatihan ini adalah karena tidak ada persepsi yang sama antara buyer (pembeli-red) dengan petani pengumpul kopi luwak. Banyaknya petani yang tidak mengerti tentang kopi luwak yang berkualitas, asal kopi yang dikeluarkan oleh musang semuanya disebut kopi luwak, memang benar semua kopi yang di keluarkan oleh hewan musang melalui kotorannya itu adalah kopi luwak tapi kopi luwak yang diinginkan oleh peminum kopi luwak adalah kopi luwak yang memiliki citarasa dan aroma khas kopi luwak.
“Kalau sudah menyangkut citarasa dan arama maka sudah tentu kopi luwak yang diinginkan adalah kopi luwak yang diproses dengan benar, kopi luwak yang terseleksi dan kopi luwak yang tidak sembarangan,” kata Armiyadi.
Tentang kopi luwak yang terseleksi, menurut Armiyadi adalah kopi luwak yang dari kotoran musang tersebut bukan kotoran musang yang sudah berumur mingguan, bulanan bahkan tahunan di atas tanah atau di dalam semak belukar (yang sudah hidup/bertoge-red).
Karena jika sudah lama di atas tanah kopi luwak tersebut sudah bau tanah bukan bau kotoran musang atau jika lama di dalam semak belukar maka sudah tercuci oleh air dan panas serta suhu yang tidak menentu yang membuat citarasa dan aromanya hilang bahkan bau lapuk. Urai Armiyadi.
“Menyangkut dengan harga dan pasar juga alasan yang mendasari pelatihan ini, banyak petani yang sudah mengumpulkan tapi ketika di jual namun di tolak oleh pembeli,” ujarnya.
Banyak pengumpul kopi luwak yang menjual kopinya ke luar baik itu Jakarta dan luar negeri tapi kualitasnya di komplinm akhirnya jual murah saja hingga Rp. 60.000 perkilogram green.
“Ini fatal, karena berakibat persepsi terhadap kopi luwak Gayo itu tidak berkualitas,” kata Armiyadi.
Melalui Lintas Gayo, dia mengajak para ahli-ahli kopi khususnya ahli kopi luwak untuk berpartisipasi dan berbagi pengalaman terhadap kualitas kopi luwak Gayo dari semua kalangan untuk mempertahankan dan lebih menghebatkan kopi Gayo.
Untuk yang berminat turut serta dapat segera datang ke Cafe ASA Kopi di Simpang Wariji Takengon atau menghubungi nomor kontak Armiyadi di nomor 0811676534. (Kha A Zaghlul)