Lintas Gayo | Jakarta—Budayawan senior Gayo, Saifoeddin Kadir, mengapresiasi kegiatan seni-budaya yang sudah diadakan di Takengon seperti Lomba Gasing, Musik Bambu, Resam Berume, dan Katakan Gayo dengan Karya.
“Nge jeroh, ya (sudah bagus tu),” kata Saifoeddin Kadir saat dijumpai Lintas Gayo di Depok, Senin (31/12/2012).
Lebih lanjut, pemprakarsa sekaligus tokoh drama Gayo itu mengusulkan agar Komunitas Seni Budaya Lintas Gayo dapat mengadakan lomba Saer (salah satu sastra lisan Gayo) dan Munayu (membuat tikar tradisional).
“Saernya bisa saer Tengku Mude Kala dan saer penyair Gayo lainnya. Saer-nya sudah ada, tinggal peserta menyaerkannya,” sebutnya.
Disamping itu, harapnya, bisa dilombakan Munayu. Sebagai akibatnya, nilai-nilai yang dikandungi tradisi munayu dan hasil kerajinan ini tidak akan punah. Kalau sudah dilombakan, anak-anak pasti akan mencari informasi dan literatur tentang munayu.
“Mereka pasti bertanya kepada orang tua dan nenek-nenek. Pada akhirnya, mereka akan belajar munayu,” timpalnya.(LG-006/red.04)