SAMPAH merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat, sampah akan meningkat seiring dengan perkembangan kehidupan manusia ditengah-tengah masyarakat tersebut. Kebanyakan orang mengganggap sampah merupakan bagian yang kotor, bahkan ditengah-tengah perkampungan jika populasi sampah cenderung meningkat maka wilayah tersebut akan dicap sebagai tempat yang kumuh dan kotor, bahkan ada wilayah yang tak layak huni lagi akibat kemumuhannya.
Seiring peningkatan volume sampah, terutama sampah rumah tangga, sampah logam, tembaga, besi dan jenis-jenis sampah lainnya, maka sudah layak dilakukan pengolahan sampah yang baik mulai dari cara pemanfaatan barang bekas yang juga tergolong sampah untuk dimanfaatkan atau mungkin mendaur ulangnya menjadi barang yang bernilai ekonomis.
Di Takengon sendiri, tak banyak orang yang mengolahnya menjadi barang ekonomis yang bernilai tinggi. Namun Sulaiman (44) warga Belang Bebangka Kecamatan Pegasing sejak tahun 1999 sudah menggantungkan hidupnya dengan mengumpulkan barang-barang bekas. Bahkan berhasil menyekolahkan anaknya di Faskultas Kedokteran serta telah memiliki aset bernilai ratusan juta Rupiah.
Bagi Sulaiman, mengumpulkan barang bekas merupakan seni tersendiri baginya, selain meraup rupiah ilmu-ilmu baru juga didapatkannya dari pengumpulan barang bekas tersebut.
Sulaiman yang dikenal masyarakat Takengon dengan usahanya bernama Medan Bekas tersebut, merupakan pria kelahiran Bies Kabupaten Aceh Tengah 44 Tahun yang lalu, sejak umur 3 tahun, dirinya sudah menjadi anak yatim piatu. Yah, tuntutan hidup yang begitu lah membuatnya menjadi seorang yang mandiri sejak kecil.
Dimasa remaja, Sulaiman memilih merantau ke pulau Jawa tepatnya di tahun 1983, disinilah Sulaiman mulai belajar banyak hal, mulai dari pengolahan sampah menjadi barang ekonomis yang bisa dijual kembali.
Dari mulai mengumpul barang bekas, hingga mendapat ilmu-ilmu baru, sampai-sampai Sulaiman pernah dipenjara 3 kali karena dianggap melanggar hak cipta dengan membuat mobil mini bermesin sepeda motor.
Ditahun 1999, Sulaiman memilih pulang ke kampung halaman Takengon, disinilah dia mulai menerapkan ilmu yang didapat selama merantau. Dengan keyakinan yang dimilikinya dia memilih menjadi pengusaha kolektor barang-barang bekas.
Usaha yang dibangun dari pengalamannya tersebut berbuah hasil dengan meraup rupiah yang menggiurkan. Dengan menumpulkan barang-barang bekas usaha Sulaiman tergolong maju, hampir semua masyarakat Takengon mengetahui nama Medan Bekas, grosir penjualan onderdir sepeda motor dan mobil bekas, yang terletak di jalan Sengeda-Takengon. Dan merupakan penjual onderdil bekas pertama di Takengon.
Tak hanya menjual barang-barang bekas yang dikumpulkannya, barang yang sudah tak bisa digunakannya lagi diolah menjadi barang bekas yang dijual ke Medan untuk diperbaharui lagi. Kini Sulaiman mulai mengingkatkan kapasitas usahanya dengan membuka cabang di Kawasan Pegasing Aceh Tengah.
Dengan menjadi pengusaha barang-barang bekas, Sulaiman sudah menciptakan lapangan pekerjaan, saat ini sudah 10 orang yang menjadi karyawannya yang bertugas berkeliling seluruh wilayah Takengon untuk mencari barang-barang tersebut.
Saat dijumpai ditempat kerjanya di Pegasing beberapa waktu lalu, Sulaiman mengatakan bahwa dirinya menampung berbagai macam alat bekas, mulai dari plastik, besi, timah, aluminium, kertas dan lainya.
“Daripada menjadi tumpukan sampah yang tak digunakan orang lagi, lebih baik barang-barang itu saya kumpulkan dan membelinya dari masyarakat”, kata Sulaiman.
Sulaiman, mengaku dirinya membeli barang-barang tersebut dengan harga yang bervariasi. “Untuk sampah berbahan plastik bisa kita beli Rp. 1000,- per kilogram, besi Rp. 3000,- perkilo, logam Rp. 10.000,- perkilogram dan kertas Rp. 500,- per kilonya, masih banyak lagi sampah-sampah lain yang bisa saya terima”, aku Sulaiman.
Hingga saat ini, omset dari hasil penjualannya, Sulaiman bisa meraih untung sebesar 18-20 juta Reupiah persekali kirimnya, dalam sebulan dirinya mengirim hingga 3 sampai 5 kali, jika dirata-ratakan berarti penghasilannya mencapai 72 juta, wow merupakan angka yang pantastis bukan, bagi seorang pengusaha barang-barang bekas.
Tak hanya menjual barang-barang bekas, Sulaiman juga menerima reparasi alat-alat elektronik, berbekal alat-alat bekas yang dikumpulkannya, tak semua barang itu dikirimnya ke Medan, melainkan alat elektronik yang masih digunakan dijadikannya menjadi penghasilan tambahan, dari reparasi elektronik saja perbulannya Sulaiman dapat meraih penghasilan 2-3 juta.
Berbekal keahliannya tersebut, Sulaiman kini tak hanya sebagai pengusaha barang bekas, melainkan dengan sedikit ilmu yang ia miliki, Sulaiman mulai merancang kembali, mobil-mobil mini bermesin sepeda motor di Takengon, hal ini merupakan inovasi baru di tanah berhawa sejuk ini, meski hal tersebut tidak dipasarkan ke masyarakat melainkan untuk dipakai nya sendiri.
“Saat ini saya sudah membuat mobil mini untuk pribadi, dan juga dam truck mini yang juga bermesin sepeda motor, untuk rangkanya saya buat sendiri memanfaatkan rangka yang sudah tak terpakai lagi”, kata Sulaiman.
Sulaiman juga mengaku hingga saat ini ada 2 hal keinginannya yang belum terlaksana. Yakni membangun sebuah panti asuhan bagi anak-anak yatim yang kurang mampu. Dia juga ini membuat helikopter betulan yang bisa diterbangkan, dia mengaku tau cara membuatnya dari hulu hingga hilir. Namun terkendala dana terutama untuk membeli bahan baling-baling.
“Untuk helikopter mungkin agak sulit terlaksana, tapi membuat panti asuhan merupakan cita-cita saya sejak kecil, karena memang saya sudah yatim piatu sejak kecil, dasar itu lah yang menjadi keinginan saya”, tutur Sulaiman.
Sulaiman berpesan, bahwa tak selamanya sampah itu kotor, dengan keahlian sampah juga bisa diolah menjadi barang yang bernilai ekonomis, dan lapangan pekerjaan di Takengon cukup banyak bila kita sendiri yang menciptakannya.
“Jangan semuanya anak negeri ini memiliki pikiran bahwa PNS saja lah yang dapat menghasilkan uang, sampah juga bisa, ditambah hal-hal lain yang belum tergali di daerah ini, saya sudah membuktikan, jika anak-anak negeri ini mau belajar kepada saya, dengan senang hati saya akan membimbingnya, sesuai dengan keahlian saya sebagai pengumpul sampah disini”, tutup Sulaiman. (Darmawan Masri)