Oleh. Drs. Jamhuri Ungel, MA[*]
Bertepatan dengan kumandang azan subuh (Jum’at, 22/03/13) selesai buku yang berjudul “Orang Kristen Naik Haji” ini saya baca. Buku ini ditulis oleh Augustus Ralli dengan judul asli “al-Masihiyun fi Makkah ( Christian fo Mecca, 1909) yang ditejemahkan oleh Taufik Damas, dengan Penerbit PT Serambi Ilmu Semesta Tahun 2011.
Melihat dari judulnya buku ini biasa saja sama dengan buku-buku lain, tapi sebenarnya isinya sangat luar biasa. Banyak orang Kristen ingin mengetahui apa sebenarnya yang ada di tanah haram (Mekkah), kenapa mereka yang tidak beraga Islam dilarang masuk ke daerah tersebut, rasa keingin tahuan inilah yang membuat para petuangan Barat rela mempertaruhkan nyawa dan menanggalkan keyakinan mereka untuk berpetualang memasuk tanah haram.
Augustus Ralli memulai tulisannya dari petualangan Ludovico Bartema pada tahun 1503 dampai dengan Gervais Courtellemont (Abdullah) tahun 1894, termasuk didalamnya Christian Snouck Hugronje (Abdul Gaffar) 1885 dan tiga belas orang lainnya.
Dalam penyamaran mereka untuk mendapatkan informasi tentang tanah suci, mereka menyembunyikan identitas mereka yang sebenarnya. Mereka meyakinkan orang (utamanya masyarakat Arab) bahwa mereka beragama Islam dari sejak awan ataupun juga sebagai mu’allaf (orang yang baru masuk Islam), prilaku keseharian mereka seolah total dalam keislaman dalam melakukan wudhuk, shalat sendiri terlebih shalat jamaah), membaca al-Qur’an, berdo’a dan lain-lain sebagaimana layaknya rutinitas ibadah dalam Islam.
Sebelum berpetualang ketanah Suci umat Islam, mereka mempersiapkan diri dengan berbagai ilmu pengetahuan, baik bahasa, ilmu tentang ibadah dan cara melaksanakannya, ilmu pengetahuan tentang budaya, tata cara bergaul dan lain-lainnya. Tidak hanya di negara mereka semua ilmu itu didapatkan tetapi juga mereka belajar ke negara-negara Islam yang berbahasa Arab sehingga tidak ada yang tahu bahwa mereka mempunya misi menyamar. Kebanyakan dari mereka mengambil momen haji untuk melakukan penelitian tentang tanah suci dan ritual ibadah yang berlangsung pada waktu haji.
Secara keseluruh dari mereka yang melakukan pencarian informsi, mereka menyatu dengan masyarakat dan melakukan semua kegiatan yang walaupun harus mempertaruhkan nyawa mereka, seperti peperangan, membeli dan menjual budak sebagaimana layaknya orang Arab. Dan tidak jarang juga mereka menjadi korban perampokan dan perkelahian karena hal yang spele atau hal yang serius.
Karena daerah yang mereka masuki adalah tanah haram, maka hambatan yang dihadapi oleh mereka yang melakukan petuangan tersebut tidaklah mudah. Diantara yang paling berat adalah mereka selama melakukan petualangan tidak pernah menjadi diri mereka sendiri tetapi mereka selalu menjadi orang lain yang tidak hanya dalam hal yang tampak tetapi juga dalam keyakinan mereka. Dalam hal yang tampak umpamanya, mereka harus berbahasa sebagaimana bahasa orang Arab dan bertutur dengan tutur Arab, ketika ada yang memperhatikan mata mereka, mereka harus cepat-cepat menghindar dan ketika ada orang yang curiga mereka harus bersembunyi sampai harus lari keluar dari tanah haram.
Semua yang terjadi, baik pada diri mereka sendiri ataupun apa yang dilakukan oleh semua orang baik secara budaya atau keagamaan semua mereka catat secara objektif, terkadang kejadian dicatat secara langsung, terkadang juga harus menulis pada saat waktu lapang untuk menulis, yang jelas tetap tidak boleh ada yang tau bahwa dia adalah petualang yang sedang mencari informasi di daerah yang mereka sendiri tidak boleh masuk. Terkadang harus merangkak untuk mengukur berapa jarak tempuh tawwaf yang dilewati oleh jamaah haji dan dengan menggunakan kayu yang seolah digunakan sebagai tongkat. Mereka mengetahui watak dan prilaku jamaah dari masing-masing negara, karena mereka yang melakukan petualangan adalah ilmuan yang menjadikan petuangan sebagai hobbi.
Diantara ke enam belas petualangan tersebut dalam buku yang kami sebutkan ada yang sampai akhirnya mengakui dirinya sebagai muslim dan ada juga yang kembali kepada keyakinan mereka sebelum melakukan petualangan yaitu kristen.
[*] Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh dan Presenter Acara Keberni Gayo Pada Aceh TV.