SIAPA yang tak kenal olah raga beladiri dari dataran tinggi Gayo yang banyak menoreh prestasi di tingkat Nasional dan salah satunya olahraga beladiri asli bangsa indonesia Pencak Silat yang dibawah naungan Pengurus cabang Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Aceh Tengah yang telah berhasil menhantarkan atlinya di tingkat Provinsi, Wilayah Maupun Nasional.
Berbicara tentang silat tidak luput dari sosok Mahdi Yani Putra Gayo yang akrab dipanggil Badi, merupakan sosok yang meracuni olahraga datarin tinggi gayo dengan berbagai kegiatan maupun perlombaan serta pada tahun 2012 beliau juga mendapat kepercayaan menjabat ketua umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kabupaten Aceh Tengah.
Badi yang merupakan sosok pejuang yang gigih mengembangkan Pencak Silat di dataran tinggi Gayo, dengan rasa ikhlas, kesabaran, kemauan yang kuat untuk mengembangkan Pencak Silat yang mana sebelumnya Pencak Silat di dataran tinggi Gayo mengalami kevakuman yang mungkin terusik dengan kemajuan paradapan dan pengembangan oleh arus kehidupan. Mulainya anak– anak muda Gayo lebih suka mempelajari ilmu beladiri luar, musik – musik serta tontonan sehingga Pencak Silat di tinggalan sebagai warisan budaya yang berdampak pada hilangnya karekter insan yang beriman dan berbudi pekerti luhur yang merupakan dasar pencak silat sesungguhnya akibat dari pada itu sehingga timbul kenakalan pada generasi penerus bangsa ini.
Beranjak dari keinginan dan rasa kepedulian yang sangat tinggi Mahdi Yani P. Gayo atau Badi pada tahun 1995 membuka perguruan pencak silat Tunas Nusantara yang merupakan ilmu beladiri yang beliau dapat dari perantauan daerah Surabaya Jawa Timur.
Pada mula – mula latihan yang di adakan pada kampung halamanya disuatu kampung terjadilah sedikit pergesekan dan tantangan yang sangat berat dari beberapa masyarakat yang tidak ingin adanya pemuda dilatih ilmu beladiri Pencak Silat dan setelah perselisihan itu diatasi dengan musyawarah dan penjelasan akan ilmu beladiri Pencak Silat beberapa tokoh masyarakat itupun akhirnya mengerti akan pentingnya olahraga bela diri Pencak Silat sehingga pada mula-mula latihan hanya beberapa pemuda yang ikut dan setelah mengadakan pengenalan (sosilalisai) kepada pemuda – pemuda yang ada di kampung halamanya barulah ada beberapa pemuda lagi yang ikut dan hasil dari perjuang yang panjang itu pencak silat kabupaten Aceh Tengah mulai bangkit sehingga bisa mengikuti Porda VIII Aceh tahun 1998 di Aceh Tenggara dan pada tahun 2001. Perguruan Tunas Nusantara juga mengadakan Invitasi Pencak Silat Piala Dispora Kabupaten Aceh Tengah, Invitasi Pencak Silat Piala Tunas Nusantara, Kejuaraan Pencak Silat Piala Siliwangi. Tahun 2002 mengikuti Porda IX Aceh di Kabupaten Pidie yang hampir 100 persen di ikuti oleh pendekar – pendekar dari perguruan Pencak Silat Tunas Nusantara.
Pada awal tahun 2006 Badi bersama para pendekar Tunas Nusantara pun menggagas mengadakan Muscab Ikatan Pencak Silat Indonesia Kabupaten Aceh Tengah sehingga susunan struktur kepengurusan Ikatan Pencak Silat Indonesia Kabupaten Aceh Tengah tersusun dengan sempurna dari beberapa perguruan yang ada yang mana sebelumnya belum ada sema sekali tersusun.(Wein Gayo)