Banda Aceh | Lintas Gayo – Mahasiswa Gayo mendesak dan mendorong pemerintah agar memperhatikan harga kopi Gayo. Hal itu bisa dilakukan dengan meningkatkan peran Bandara Rembele untuk lebih aktif, lebih fungsional untuk mengirim kopi Gayo langsung ke luar negri tanpa harus melewati Medan atau pelabuhan Krueng Geukeuh.
Mahasiswa Gayo sepakat untuk mengadakan acara formal menindak lanjuti kondisi kopi saat ini bersama pemerintah yang terkait yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat, agar mendapatkan solusi terhadap harga, promosi dan pengembangan kopi kedepan.
Demikian, poin penting yang dilahirkan mahasiswa Gayo dan masyarakat Gayo di Banda Aceh dari hasil diskusi dengan tema “Kondisi kopi Gayo saat ini” yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Peduli Sejarah Gayo bertempat di Anjungan Aceh Tengah Lamprit, Minggu (5/5/2013) sore.
Drs, Jamhuri, MA selaku pembicara mengatakan keprihatinannya terhadap nasib petani kopi. Pola pemikiran masyarakat Gayo saat ini sangat ingin beralih dari profesi Petani kopi ke profesi lain. Sebagai fakta dapat dilihat ketika seorang anak ingin menjadi pegawai atau profesi lain rela menjual kebun kopinnya demi kelulusan si anak agar tidak lagi mengikuti jejak orang tuannya. “Padahal sebenarnya kita harus bangga menjadi petani kopi karena menajadi petani penghasil kopi terbaik di dunia, ” ungkap dosen IAIN Ar-Raniry ini.
Sementara salah seorang peserta diskusi Rudianto mengatakan untuk menjaga daya tawar kopi Gayo, perlu adannya peran pemerintah agar memberikan sosialisasi pengelolaan kopi kepada masyarakat agar mutu dan kualitas tetap terjaga.
Hal ini diamini juga oleh Anwar Aritonaga yang mengatakan sebagaimana diketahui, saat ini masyarakat menjerit akibat anjloknya harga kopi Gayo, yang cita rasannya telah mendunia. Padahal seharusnya kopi itu sesuai dengan nilai kerjannya bukan dengan hasil produksinnya.
Jalal Gayo dan Juandi selaku inisiator acara ini sangat mengapresiasi antusias peserta yang hadir pada acara ini dan siap mendukug acara lanjutan tentang kopi bersama pemerintah terkait.
Abza Karanesa selaku Moderator menegaskan Gayo saat ini sangat membutuhkan peran putra daerah baik di perantauan maupun di kabupaten untuk sama-sama mendukung acara ini. Karena Gayo butuh kerja nyata untuk kejelasan masa depan bukan hanya sekedar visi misi yang tertulis diatas kerta.
Acara ini dihadiri oleh Organisasi mahasiswa Gayo dan mahasiswa Turki serta tokoh masyarakat Gayo di Banda Aceh.(Zuhra Ruhmi/red.04)