Arabika Merayu Hati
Mentari pagi menyapa malu
Tetes embun membekas daun
Kaki telanjang berjalan lalu
Mengejar asa si ranting berayun
Menari gemulai jari-jari kurus
Berharap tuah, butir berbagi
Merah menguning hijau terhapus
Terpajang angan, sayang merugi
Anugrah Illahi, tanah surgawi
Terpancar kopi di negeri Gayo
Alam terbentang terpupuk alami
Merekah kuntum, putikpun jadi
Di seantero bumi tersiar kabar
Tentang nikmat kafein di sebuah negeri
Arabika Gayo namamu terdengar
Merayu hati sipenikmat sejati
Kopi Gayo Di Tanah Surga
Negeri Gayo, bagian nikmat surga di tanah leluhur
Berada di atas puncak, di antara awan berayun penghias langit tersinar
Memiliki sejuta harapan bagi generasi, terpatri sejak dari zaman endatu
Hamparan batang kopi beranak pinak, bagian anugrah sang Illahi rabhi
Kala musim terus berganti, kuntum kembang berganti putik
Buah berbutir menyapa alam, menunggu waktu bertukar warna
Bidadari berkerudung coba mendekat, menari gemulai jari memetik
Irama senandung beriring nada, terkumpul asa di ember tua
Negeri Gayo, bagian tanah surga di tanah leluhurku
Berkembanglah seperti harum kopi di seluruh penjuru
Kepakkan sayap bak burung diangkasa biru
Siarkan kabar tentang rakyatmu, para petani kopi yang kelu
Takengon Jan, 2013
Irwandi MN. Lahir di Takengen, 5 Okt 1980. Juara catur dalam beberapa even ini bekerja sebagai kuli tinta di harian umum Waspada terbitan Medan. Lelaki yang memiliki banyak julukan ini tinggal di kampung Kayu Kul jalan Takengon-Isaq, Pegasing, Aceh Tengah. Ia dapat dihubungi di; http://facebook.com/mn.irwandi1
Karya puisi Irwandi MN di atas dinyatakan lulus seleksi tahap pertama dari sejumlah karya yang dikirim, dan berhak menjadi nominator karya yang akan dimuat dalam Buku Antologi Puisi “Secangkir Kopi” terbitan oleh The Gayo Institute (TGI) dengan kurator Fikar W Eda dan Salman Yoga S.