Jakarta | Lintas Gayo – Penyanyi pelantun lagu “Lumut” karya Abdul Kadir alias Ceh To’et Kandar SA “Saba Group” sulit menceritakan kehebatan Ceh To’et. Katanya, To’et punya rasa percaya diri yang luar biasa, dan rasapercaya dirinya itu tidak dimiliki oleh Ceh Didong lainnya.
“Ceh To’et Jenius,” kata Kandar SA singkat ketika dikonfirmasi Lintas Gayo via BlackBerry, Jum’at 10 Mei 2013 di Jakarta.
Kandar SA adalah penyanyi Gayo pelantun lagu “Murense Ni Ate” dari SABA GROUP yang ikut merekam album solo “To’et” bersama almarhum IVAN WY di Jakarta pada tahun 2000.
Menurut Kandar, To’et memiliki sopan santun yang luar biasa, dan juga gaya “nakal” yang menghibur. Ceritanya, Ceh To’et pernah datang ke kediaman Kandar SA subuh-subuh, dan dia tidak mengetuk pintu sampai pemiliknya membukakan pintu. Dan Kandar-lah orang pertama yang membuka pintu, betapa terkejutnya melihat Ceh To’et sudah berada di halaman rumahnya.
“Pak To’et sudah menunggu lama di luar, tapi beliau tidak mengetuk pintu,” cerita Kandar.
Satu hal lagi, kata Aman Genensa–panggilan Kandar SA–To’et tidak pernah melupakan jasa orang lain padanya, termasuk ketika dia tampil, di panggung selalau menyebut nama orang yang telah mengajaknya. “Itu kebiasaan Pak To’et, siapapun yang mengajaknya pasti dia sebut,” sebut Kandar.
Menurut Kandar, ada beberapa seniman di Indonesia yang terpengaruh langsung dengan gaya To’et, termasuk Leo Kristi, penyanyi balada asal Surabaya yang pernah menyanjung gaya bahu dan mata To’et kala manggung.
“To’et kalo dipanggung selalu dengan mata “Kalang” yang nengon kuwen kiri, dan bahu ikut bergoyang. Leo Kristi juga menampakan gaya itu di panggung,” cerita Kandar.
Namun kandar tidak berkisah banyak tentang to’et, karena dia pasti akan berkisah panjang lebar ketika bertemu saja, karena sangat singkat kisahnya dituang kalau melalui media seluler.
“Dele berakah ni pak To’et,dan cukup luar biasa. Tapi kese de sipaling pas kite cerita, karena dele manat ne,” demikian jelas Kandar. (Atia)