Hari-hari belakangan ini Aceh sebagaimana biasa kita alami belakangan ini secara konsisten kembali membuat kehebohan. Setelah sebelumnya razia celana panjang, larang ngangkang style. Sekarang ada larangan perempuan menari.
Memang benar adanya ulama di Aceh Utara mengharamkan perempuan menari. Tapi ada kesalahan dalam pernyataan itu bahwa tari yang dilarang termasuk tari Saman.
“Tarian yang dimaksud bukan hanya tarian Aceh Ranup Lampuan, tapi semua tarian yang diperagakan dengan menggerakkan anggota tubuh yang dilakukan perempuan dewasa. “Tarian-tarian seperti itu haram karena sudah mengarah ke pekerjaan maksiat,” kata dia. Bahkan, katanya, tari Saman sudah termasuk haram karena pergerakannya berlebihan dalam memainkan anggota tubuh.”, begitu yang dikutip oleh Tempo. ( http://www.tempo.co/read/news/2013/05/25/058483176/Majelis-Ulama-Aceh-Haram-Perempuan-Dewasa-Menari )
Ini adalah pernyataan yang konyol, karena Tari Saman bukanlah budaya Aceh dan tidak pula ditarikan oleh perempuan. Sebab tari Saman adalah TARI GAYO yang dimainkan HANYA OLEH LAKI-LAKI. Salah satu ciri utama dalam tari saman adalah pukulan kencang ke dada. Gerakan seperti ini tentu saja tidak mungkin dilakukan oleh perempuan.
Informasi yang benar tentang tari SAMAN bisa dilihat pada situs resmi UNESCO di bawah ini.
http://www.unesco.org/culture/ich/USL/00509
The Saman dance is part of the cultural heritage of the Gayo people of Aceh province in Sumatra. Boys and young men perform the Saman sitting on their heels or kneeling in tight rows. Each wears a black costume embroidered with colourful Gayo motifs symbolizing nature and noble values.
Lihat pada bagian yang dibold, “The Saman dance is part of the cultural heritage of the Gayo” . Suku Gayo bukanlah Suku Aceh, suku Gayo sangat berbeda dari segi bahasa dan budaya dengan Aceh. Hanya karena sebuah kecelakaan sejarah saja, Gayo terjebak dalam satu administrasi dalam provinsi Aceh.
Kemudian di sana jelas ditulis yang menarikan Saman adalah , sama sekali tidak disebutkan perempuan menarikan Saman.
Penampilan dan penjelasan tentang Tari Saman yang asli bisa dilihat pada link Youtube berikut ini http://www.youtube.com/watch?v=E2RZaxW_-A0 pada menit 03.29 pada link Youtube tersebut, jelas dikatakan “SAMAN IS A CULTURAL HERITAGE AND THE IDENTITY OF GAYO PEOPLE”
Lalu kalau Saman bukan karya seni budaya Aceh dan juga tidak ditarikan perempuan kenapa ada ulama Aceh yang mengharamkan Saman?
Pernyataan konyol seperti ini muncul pemahaman salah kaprah yang terus menerus yang lama-lama menjadi kesalahan umum.
Ini terjadi karena selama ini di Indonesia orang sebenarnya tidak mengenal tari saman yang asli. Apa yang dikira sebagai tari saman oleh orang Indonesia selama ini sebenarnya adalah Tari Rateeb Meuseukat, seni tari Aceh yang dimainkan oleh perempuan.
Salah Kaprag yang telah menjadi kesalahan umum ini terjadi karena ketika dulu tari SAMAN GAYO pernah diundang untuk mengadakan pertunjukan di sebuah festival budaya Rusia. Sejak saat itu, mulai banyak permintaan yang masuk ke Aceh, supaya pemerintah Aceh mengirimkan delegasi penari Saman untuk tampil di berbagai kegiatan budaya. Tapi oleh pemerintah Aceh, undangan ini tidak pernah disampaikan kepada masyarakat Gayo, etnis yang sama sekali berbeda dengan etnis Aceh, baik dari segi budaya maupun bahasa.
Alih-alih menginformasikan undangan ini kepada Gayo. Pemerintah Aceh waktu itu malah mengirimkan delegasi tari Rateeb Meuseukat, seni tari Aceh yang dalam beberapa bagian memang mirip dengan Saman, tapi dimainkan oleh perempuan. Dan mereka mengatakan tari inilah Saman.
Dan begitulah, meskipun tari Saman yang diakui Unesco adalah tari Saman asli dari Gayo yang ditarikan laki-laki. Tapi publik di negeri ini, termasuk Ulama Aceh yang mengharamkan tari Saman itu. Masih tetap secara salah kaprah, menganggap Saman adalah, tari Rateeb Meuseukat. Saman abal-abal yang ditarikan perempuan. (Win Wan Nur)
alah penulis ini(win wan nur) orang sok paling benar, bertahun2 tiap hari menjelekkan ACEH terus, begitu ada akun tak jelas ngomongin gayo eeeeeeeehhh ngamuk abis, memangnya enak menampar, makanya jgn suka menampar
komen2 orang gayo, berani mengatakan ulama “ASU”
orang gayo kalau komentar no 1, kalau dikomentari mencak2 marah sakit hati
saya kira pernyataan ulama aceh sudah jelas : bahwa yang diharamkan adalah wanita dewasa menari didepan umum. Kalimat yang mengatakan tari saman haram saya rasa tidak ada kan? tolong lebih jernih menyikapi segala sesuatu yang sangat sensitif seperti ini..
tu ulama study banding dulu ke thailand,,,, kuat iman gak,,,
kenapa bukan bendera/lambang aceh saja yg di kaji ada gambar singanya,,,ada apa itu ahhh…?
nampaknya di eceh ini sekarang orang orang tertentu dan kelompok tertentu saja yang bisa hidup….hancur aceh
Berita dan komentar sebaiknya jangan menyinggung SARA, bicaralah dengan akal sehat dan ilmu pengetahuanmu. Pertama jangan mengatakan fatwa ulama itu sama dengan pernyataan satu etnis tertentu, itu salah besar dan pemikiran kerdil sekali, Ulama adalah pimpinan yang mewakili umat yang se-aqidah bukan mewakili orang Aceh ataupun orang Gayo, selama etnis-etnis ini masih se Aqidah maka ia lebur jadi satu yang namanya Islam dan tidak cina, tidak Arab, tidak Aceh, tidak Gayo dan lainnya tetapi ya Muslmin dan Muslimat kesatuannya, saya tidak tahu kalau anda juga tidak setuju dengan ini , ini pendapat saya.
Mengenai Tari Saman, saya setuju ulama tersebut salah, Tapi jika tarian lain yang dilakukan wanita dewasa dengan exspose gerakan-gerakan yang menonjolkan gerak-gerik tubuh secara berlebihan apalagi menjurus erotis saya pun setuju dengan ulama tersebut.
Kenapa kita selalu suka mengkerdilkan diri dengan meng etniskan diri? Padahal walau tanpa kita sadari bahwa kita sudah menjadi milik dunia.
Ulama Paling Tolol ulama yg g berdasar, mungkin ga berdalil, kurang kerjaan kurang job, mka@ cari sensasi ulama yg buat keputusan sperti ni ulama yg tidak lbih baik dari ASU