Motivasi Ali dan Dio Anggota Paskibraka Asal Gayo

Ali Alfaraesi (Sebelah Kiri) dan Dio Fany Anggraini (Sebelah Kanan). SP
Foto: Ali Alfaraesi (Sebelah Kiri) dan Dio Fany Anggraini (Sebelah Kanan). SP

Takengen | Lintas Gayo –  “Jika kamu ragu, maka mundurlah, jika kamu berjuang maka sepenuh hatilah”, demikian pesan Ayah dari salah seorang Anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional asal Gayo,  Ali Alfaraesi yang menjadikan kalimat tersebut sebagai motivasi sehingga Ia berhasil menjadi satu pemuda yang beruntung dapat mewakili Aceh.

Ali bersama rekannya satu sekolahnya Dio Fany Anggraini lolos keistana negara setelah mengikuti seleksi paskibraka nasional di Banda Aceh, ibu kota Provinsi Aceh.

Tidak hanya satu sekolah, Ali dan dio bahkan satu kelas di SMAN I Takengon tempat mereka menuntut ilmu. Ali merasa bangga dengan prestasi yang diraihnya, terutama karena merasa telah menikmati hasil dari pesan Ayahnya.

Dikatakan Ali, pesan ayah yang didukung oleh Ibunya menjadi sebuah prinsip yang ia tanamkan sejauh ini. Tentu Ali tak melupakan para pelatihnya dari Purna Paskibraka Aceh Tengah yang diketuai oleh Husnul Qadar Cibro. Menurut Ali, mereka berjasa penuh kepada keduanya yang telah mencapai prestasi ini.

Ali mengatakan, dirinya tidak menduga akan Ia dan Dio bisa lolos menjadi calon Paskibraka ke istana negara 17 Agustus 2013 mendatang. Ali merasa bangga apabila nantinya dapat menunjukkan kecintaannya terhadap tanah air di depan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yodhoyono.

Berbeda dengan Ali, calon Paskibraka Nasional wanita asal gayo Dio Fany Anggraini justru termotivasi menjadi seorang anggota paskibraka hanya karena beberapa kali mengikuti upacara bendera saat “Agustusan” di halaman kantor Setdakab Aceh Tengah.

Dio bercerita, saat melihat para anggota paskibraka melakukan kegiatan pengibaran bendera, dirinya merasa termotivasi. Motivasi tersebut berupa perasaan bangga untuk melakukan hal tersebut. Apalagi kata Dio, menjadi pengibar bendera sangsaka merah putih tidaklah mudah, dimana saat itu Dio melihat mereka harus rela disengat panas matahari, harus menguras tenaga hingga merasa kelelahan karena Paskibraka membutuhkan fisik yang kuat.

Sama seperti rekannya Ali Alfaraesi, siswi kelas XI SMN I Takengon ini sebelumnya tidak menyangka kalau Ia juga lulus menjadi anggota pengibar bendera merah putih, “Saya tidak membayangkan akhirnya menjadi anggota Paskibraka” (SP/LG003)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.