Gempa Gayo : Satu Persatu Masjid Dirubuhkan

Harus dirubuhkan. Masjid almarhum Mustafa M. Tamy yang berdiri di Kampung Daling, terlihat hancur dan harus dirubuhkan. ( Foto : Bahtiar Gayo)
Harus dirubuhkan. Masjid almarhum Mustafa M. Tamy yang berdiri di Kampung Daling, terlihat hancur dan harus dirubuhkan. ( Foto : Bahtiar Gayo)

JERIH payah ummat yang dibangun dengan rasa kebersamaan, satu iman, berupa masjid, ternyata tidak selama kekal dan layak untuk dijadikan sarana ibadah. Ketika Allah menunjukkan kekuasaanya, satu persatu masjid yang kokoh itu habis masanya.

Dari 275 unit masjid dan mushala di Aceh Tengah,  218 masjid/ mushalla mengalami kerusakan yang parah. Dari 218 ini untuk  masjid 108 unit  dan mushala 110. Dari sinilah  dulunya berkumandang takbir dan tahmid.

Mayoritas sarana ibadah itu harus dihancurkan. Amukan gempa Gayo, 6,2 SR  2 Juli 2013, bukan hanya memporak-porandakan perkantoran dan perumahan penduduk. Namun turut menguji ketangguhan masjid yang berdiri tegap dengan tiang yang besar.

Bukan hanya masjid yang sudah rubuh dibersihkan loader dan grader. Masjid yang masih berdiri, namun dipenuhi dengan retakan dan reruntuhan besar juga turut dihancurkan. “Tidak mungkin lagi masjid itu dipergunakan untuk sarana ibadah. Nyawa taruhannya bila dibiarkan berdiri dan manusia shalat di dalamnya,” sebut Khairul Asmara, Wakil Bupati Aceh Tengah.

“Bila dalam keadaan normal, ummat Islam akan bangkit memberikan perlawanan ketika masjidnya dirubuhkan,” sebut Muhammad Syukri, Pj Kepala PU Aceh Tengah.

“ Namun disaat musibah gempa, masyarakat berlomba-lomba membersihkan dan merububuhkan masjid. Di atas reruntuhan itu akan didirikan kembali masjid yang layak dipergunakan. Sudah 21 masjid yang dirubuhkan dan dibersihkan,” sebut Asisten Adm Pembangunan Pemda Aceh Tengah ini.
Berapa masjid dan menasah yang harus dirubuhkan dan dibersihkan, data pastinya masih sulit didapat. Berkemungkinan besar, masjid yang rusak berat semuanya akan diratarakan dengan tanah. Data pastinya belum ada.

Untuk Bener Meriah? Jangankan mendapatkan data rinci,  apa yang sudah dilakukan Pemda di sana, semuanya serba sulit didapat. Bupati Bener Meriah, Ruslan Abdul Gani, yang ditanya wartawan beragam persoalan tentang gempa, enggan memberikan keterangan. Dia menyarankan untuk ditanya langsung kepada T. Islah, Sekda Bener Meriah.

Namun mendapatkan data dari Islah sulit, juga  susah dan bila bertemu menyebutkan nanti datanya diberikan. Demikian dengan Humas Bener Meriah, juga tidak kooperaritf, kurang terbuka dengan Pers. Berbeda dengan Kabag Humas Aceh Tengah, yang mengerti kebutuhan Pers, senantiasa mengusahakan datanya.

Akibatnya pemberitaan menjadi timpang. Bener Meriah, seperti lenyap dari jangkuan media. Hampir semua media cetak dan elektronik “mengabaikan” musibah di lembah merapi ini. Untuk Gayo Lut (Aceh Tengah), pemberitaan terbilang baik. Bupati yang mengeluarkan perubahan data terbaru, senantiasa didapat wartawan. Data itu yang sulit didapat di Bener Meriah.

Menurut tim Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), upaya pembersihan masjid itu harus dilakukan dengan alat berat. Pihak Bina Marga, bekerja sama dengan PU daerah akan membersihkan bangunan yang ada di Aceh Tengah dan Bener Meriah. Bukan hanya sarana perkantoran dan sekolah yang akan dibersihkan, namun masjid juga akan dijadikan pertapakan baru.
Dalam temu Pers dengan pihak BPBA, dijelaskan, pihak Bina Marga  dengan sarana dan dana yang ada, membutuhkan waktu mencapai 3 bulan. “Kita minim sarana. Tidak mungkin dalam waktu dekat bisa diselesaikan, apalagi menghadapi rehap rekon. Untuk itu perlu penambahan sarana,” sebut Staf Bina Marga.
Menurut Jarwansyah, kepala BPB Aceh, pihaknya sudah mengusulkan penambahan anggaran buat Bina Marga agar dapat menyelesaikan pembersihan gedung pemerintah, sekolah, sarana ibadah dan perumahan penduduk yang urgen untuk dibersihkan. Namun Jarwan enggan memberikan keterangan berapa dana yang diusulkan itu, dan apakah sudah dicairkan hingg berahirnya masa transisi pemulihan ini ( 10 Agustus 2013).

Harus dirubuhkan. Masjid almarhum Mustafa M. Tamy yang berdiri di Kampung Daling, terlihat hancur dan harus dirubuhkan. ( Foto : Bahtiar Gayo)
Harus dirubuhkan. Masjid almarhum Mustafa M. Tamy yang berdiri di Kampung Daling, terlihat hancur dan harus dirubuhkan. ( Foto : Bahtiar Gayo)

Diantara ratusan masjid yang harus dirubuhkan itu, salah satunya masjid yang dibangun almarhum Bupati Aceh Tengah, Mustafa M. Tamy di Daling, Kecamatan Bebesen. Masjid itu walau masjid berdiri tegak, namun tidak ada manusia yang berani masuk ke dalamnya. Bangunan itu bagaikan menunggu waktu dalam guncangan gempa dan akan rubuh. Kini masjid itu sudah rata dengan tanah.
Demikian dengan masjid lainnya, semuanya diihlaskan masyarakat untuk dirubuhkan. Ada tetesan air mata saat bangunan megah itu dirubuhkan. Ada takbir dan tahmid. Namun masyarakat merelakanya.
Ketika amukan alam yang digetarkan sang maha pencipta, tidak ada manusia yang mampu menghalanginya. Lihatlah masjid yang kokoh berdiri, ketika sampai masanya harus berderak, berserak ke bumi. Alam Aceh Tengah dan Bener Meriah  telah membuktikan sejarah itu.
Satu persatu kini masjid itu dirubuhkan. Satu pesan yang berharga, bahwa manusia itu mahluq yang lemah. Harus membangun kekuatan iman di dada. Karena kekuatan iman di sanubari, justru lebih kuat dari bangunan sekokoh  masjid. . (Waspada/ Bahtiar Gayo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments