Oleh : Satria Darmawan*
Pagi itu, 8 januari 2013 sekitar pukul 07.00 Saya bersama abang senior duduk di suatu ruangan sambil menikmati kopi Arabica gayo di Desa pante raya Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah, ngopi sudah menjadi mainsterm bagi kami kalau ngak ngopi bisa Sakit kepala (Saket ulu-bahasa gayo)
sambil menikmati kopi kami berdiskusi ya diskusi sudah menjadi kebiasaan sehari hari bagi kami, waktu terus berjalan kopi pun sudah tinggal setengah gelaslagi kami masih tetap melanjutkan pembicaraan, salah satu yang kami perbincangkan yakni tentang Generasi masa depan ya generasi untuk masa depan sebagai pelopor perubahan bangsa ini, matahari terus menyinarkan cahayanya ke jendela ruangan kami pun terus melanjutkan perbincangan kami tentang apa sebenarnya yang terjadi pada generasi sekarang, bagi saya itu sangat penting dibahas mengingat saat ini rasa nasionalisme dan kebangsaan di hati para generasi muda sudah mulai pudar.
***
Masa muda adalah masa yang penuh dengan tanda tanya. Karena perjalanan masa muda merupakan kesempatan emas bagi siapa saja yang ingin membangun bangsa atau malah merusaknya, Generasi muda adalah penerus bangsa calon pemimpin masa depan. Generasi muda memiliki tanggung jawab untuk menjaga serta mengubah nasib suatu bangsa apakah menjadi lebih baik dari sebelumnya atau mungkin sebaliknya. Generasi muda harus memiliki semangat dan kemauan untuk membangun bangsa dengan cara menggali potensi serta bakat yang dimilikinya. pemuda memiliki peran yang penting misalnya sebagai pelopor perubahan bangsa demi kepentingan bersama yang telah diimpikan seluruh bangsa. Namun ternyata masalah dan potensi generasi muda masih memprihatinkan karena berketidaksinambungan kenyataan yang ada, saat ini rasa nasionalisme dan kebangsaan di hati para generasi muda sudah mulai pudar. Berangkat dari kenyataan ini saya mencoba menulis tentang apa yang terjadi pada generasi sekarang
Generasi muda adalah leader of tomorrow generasi Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah angkatan yang sama hidupnya dalam waktu tertentu, sekumpulan orang yang sama hidup dalam kurun waktu tertentu artinya generasi adalah penerus, Terbesit tanya dalam hati saya bagaimana generasi yang akan datang [next generation] nantinya apakah bisa menjadi pelopor perubahan bangsa atau kah malah tidak sama sekali saya selaku mahasiswa prihatin dengan pemuda pemudi, media social yang dijadikan tempat favorit untuk berinteraksi sosial di seluruh dunia, sekarang semakin banyak digunakan contohnya akun media social seperti facebook, twitter, instgram, flickr, BBM. hampir seluruh remaja memilikinya keberadaan media social saat ini diangap sangatlah penting untuk kemajuan zaman, kalau gak pake dikataain gaptek atau gak updatemungkin kata inilah yang membuat remaja remaja segera membuat akun media social , tidak hanya remaja yang memiliki akun facebook mulai dari kalangan usia muda sampai tua juga mempunyai akun facebook bahkan SBY juga punya akun facebook pada Jumat (5/7) SBY meluncurkan akun facebooknya, Peluncuran ini didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono, putera Presiden Edhie Baskoro Yudhoyono dan Agus Yudhoyono serta sejumlah staf khusus Presiden.
Begitu diperkenalkan ke publik, situs jejaring sosial Facebook langsung menjerat hati jutaan penggemarnya. Media sosial ini dicintai karena memungkinkan seseorang berhubungan kembali dengan teman lama dari sekolah atau perguruan tinggi tanpa harus bertemu muka.
penggunaan Facebook yang intens memiliki konsekuensi, terutama bagi remaja. Menurut Larry Rosen, psikolog di Cal State Dominguez Hills, yang telah mempelajari dampak teknologi terhadap manusia selama lebih dari 25 tahun mengungkapkan situs jejaring sosial seperti ini berdampak buruk untuk anak dan remaja. ia mengungkapkan temuannya dalam pertemuan tahunan American Psychological Association. Menurutnya, remaja yang sering menggunakan teknologi seperti video game atau internet, cenderung lebih mengeluhkan nyeri perut, gangguan tidur, kecemasan dan depresi. Mereka juga dilaporkan sering bolos sekolah ini menjadikan dampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan hidup generasi muda. Anak dan remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat pemahaman bahasapun menjadi terganggu. Jika anak terlalu banyak berkomunikasi di dunia maya inilah yang terjadi pada generasi muda sekarang Situs jejaring sosial akan membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di sekitar mereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan menjadi kurang berempati di dunianyata.
Bagi anak dan remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di situs jejaring sosial. Hal ini membuat mereka semakin sulit untuk membedakan antara berkomunikasi di situs jejaring sosial dan di dunia nyata, kalau terus menerus generasi muda harapan bangsa seperti ini maka sangat disayangkan sekali bangsa ini generasi yang seharusnya bisa menjadi pelopor perubahan bangsa malah menjadi penyakit serius untuk bangsa ini. Berikut saya paparkan dampak buruk media sosial bagi remaja.
Mahasiswa Keperawatan STIKes YPNAD Bener Meriah*