Takengen | Lintas Gayo– Aksi amuk masa di PT Hyundai, yang mengerjakan proyek PLTA Peusangan, membuat aktifis dan para mahasiswa ikut ambil bagian dan melakukan demo ke DPRK Aceh Tengah, Rabu (14/1) siang.
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia). Dibawah komando Rezki Aramiko (HMI) bersama ratusan rekannya, mendatangi DPRK menuntut pihak PLTA Peusangan dan PT. Hyundai untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
“PLTA dan PT Hyundai harus meminta maaf kepada publik, secara terbuka dan tertulis, atas sikap mereka yang melecehakan pelaksanaan ibadah dan mereka harus diproses sesuai dengan hukum,” sebut mahasiswa di hadapan Kapolres Aceh Tengah AKBP. Dodi Rahmawan dan wakil Bupati Khairul Asmara.
Aksi mahasiswa dan GMNI ini sehubungan kelanjutan dari insiden di Burni Bius, dimana kaca dan peralatan kantor PT Hyundai berpecahan dan berserakan diamuk massa. Insiden ini terjadi berawal dari acara maulid nabi, Selasa (13/1).
Saat masyarakat sedang bershalawat nabi dengan mempergunakan pengeras suara di masjid Burni Bius, ada “perintah” dari karyawan Hyundai untuk mengecilkan volume suara di masjid itu.
Atas sikap karyawan PT Hyundai itu, massa tidak terima dan melakukan aksi demo ke PT Hyundai, dampaknya kaca dan sejumlah peralatan kantor rusak. Petugas kepolisian turun tangan mengamankan 25 karyawan dari negeri Korea itu beserta 5 pembantu rumah tangga (PRT).
Para pekerja itu ahirnya diamankan di Mapolres Aceh Tengah. Sementara itu hingga berita ini diturunkan di DPRK Aceh Tengah masih berlangsung pertemuan mahasiswa (masa) dengan pihak DPRK dalam menampung asfirasi massa yang menuntut pihak PLTA dan PT Hyundai untuk mempertanggungjawabkan sikap mereka.
Selain itu mahasiswa juga meminta pihak Pemda untuk menurunkan tim mengecek Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) dari proyek PT Hyundai, serta meminta perusahaan itu untuk mengedepankan kearifan lokal dalam melaksanakan kegiatan. (Iqoni RS/ Abdullah).