Pemerintah Daerah Perlu Untuk Membuat Rencana Aksi Daerah (RAD) Penurunan AKI, AKB

Oleh: Satria Darmawan*

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus.

Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian anak (AKA) di indonesia masih tinggi. Tingginya angka kematian, terutama kematian ibu dan kematian bayi, menunjukan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan (maternal mortality is an indicator of how well the entire health care system is functioning). Berdasarkan survei Demografi dan Kesehatan Indonesia pada tahun 2012, angka kematian ibu adalah 395 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian anak 32 per 1000 kelahiran hidup.

Penyebab kematian ibu diantaranya adalah perdarahan (42%), eklampsia (13%), aborsi (11%), infeksi (10%), partus lama (9%), dll (15%). Sedangkan angka kematian bayi berdasarkan BPS (2003) adalah 35 per 1000 kelahiran hidup, dengan penyebab gangguan perinatal 34,7%, sistem pernapasan 27,6%, diare 9,4%, sistem pencernaan 4,3%, tetanus 3,4%, saraf 3,2%, dan gejala tidak jelas 4,1%.

Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi factor penentu angka kematian, meskipun masih banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menangani masalah ini. Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim muncul. Yakni pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejangkejang, aborsi, dan infeksi. Namun, ternyata masih ada faktor lain yang juga cukup penting. Misalnya, pemberdayaan perempuan yang tak begitu baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat dan politik, kebijakan juga berpengaruh.

 Kaum lelaki pun dituntut harus berupaya ikut aktif dalam segala permasalahan bidang reproduksi secara lebih bertanggung jawab. Selain masalah medis, tingginya kematian ibu juga karena masalah ketidaksetaraan gender, nilai budaya, perekonomian serta rendahnya perhatian laki-laki terhadap ibu hamil dan melahirkan. Oleh karena itu, pandangan yang menganggap kehamilan adalah peristiwa alamiah perlu diubah secara sosiokultural agar perempuan dapat perhatian dari masyarakat

Upaya atau strategi yang dapat dilakukan oleh bidan dimasyarakat untuk menekan angka kematian ibu dan anak adalah dengan memberikan perhatian dan perlakuam khusus pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir dengan cara

  Membina dan mengarahkan masyarakat agar bersedia dan mampu mengenali masalah (deteksi dini) risiko tinggi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir, sehingga masyarakat dapat mengetahui secara tepat dan cepat apa yang harus diperbuat jika menghadapi kasus risiko tinggi, dan apabila terjadi komplikasi, masyarakat tahu kemana dan kapan harus merujuk.

Bekerja sama dan melakukan pembinaan kader dalam memantau atau melakukan pengamatan sehari-hari terhadap kondisi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir, yang tinggal di sekitar rumahnya.

Memberikan penyuluhan dan mengkampanyekan tentang suami siaga. Suami dari ibu hamil, bersalin, nifas diharapkan selalu bersiaga terutama saat menjelang persalinan, sehingga apabila terjadi kegawatdaruratan sewaktu-waktu dapat langsung bertindak.

Berdasarkan pemberitaan di Koran  Harian Waspada edisi Senin 2 Februari 2015) dibener meriah terjadi kasus kematian ibu dan bayi hal ini menambah deretan kasus kematian ibu dan anak di Indonesia khususnya. untuk itu pemerintah pusat melalui kementrian kesehatan perlu mendorong pemerintah daerah untuk membuat rencana aksi daerah untuk menurunkan AKI dan AKB, salah satunya dengan Mendorong perbaikan sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak di daerah daerah serta memperkuat kebijakan fiskal untuk program kesehatan ibu dan anak di level daerah.

Mahasiswa Program Studi ilmu keperawatan*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.