Banda Aceh | Lintas Gayo : Saat ini sebanyak delapan atlit asal Aceh Tengah sedang menjalani pemusatan latihan atau Training Center (TC) tingkat Provinsi Aceh yang dilaksanakan di Banda Aceh sejak beberapa bulan belakangan ini.
Atlit tersebut direkrut oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh melalui Pengurus Provinsi (Pengprov) cabor masing-masing cabang berdasarkan prestasi terakhir yang dicapai seperti diajang Pekan OLahraga Provinsi (Porprov) dan Seleksi Daerah (Selekda).
Diantara nama-nama atlit dan cabang olahraga (Cabor) tersebut antara lain Irwandi dari cabang Catur, Syahru Mubarak (Silat), Azman (Tarung Drajat), Khairul (Karate), Salihin (Panjat Tebing), serta 4 orang dan 1 pelatih dari cabor Kempo.
Adapun nama-nama atlit dari cabang Kempo Aceh Tengah yang mendapat kesempatan mengikuti TC tingkat provinsi tersebut diantaranya Heri Wintara, Andy Armaya, Erik dan Saidil Mitra. Sementara nama Edy Saputra yang sebelumnya dinyatakan sebagai atlit ternyata oleh Pengprov Kempo Aceh diminta untuk menjadi pelatih tim Aceh mengingat tidak adanya figure yang tepat untuk itu.
Dari informasi yang diterima Lintas Gayo dari sejumlah sumber menyatakan bahwa umumnya kondisi mereka dalam keadaan baik dan masih terus berlatih serta tidak mengalami kendala terutama kebutuhan konsumsi.
“Kami dibiayai oleh pihak Pengprov disini,” kata Syahru melalui pesan sms beberapa waktu lalu. Namun Syahru mengaku agak kesulitan dalam menutupi biaya transfortasi dan komunikasi serta kebutuhan hidup lainnya.
Pengakuan Syahru memang ada sejumlah uang diberikan oleh Pengcab Silat Aceh Tengah saat keberangkatan tapi sudah terkuras menutupi kebutuhan selama di Banda Aceh.
Pernyataan Sahru dibenarkan oleh salah seorang Pengcab Silat di Aceh Tengah. “Pihak Pengrov bertanggung jawab atas biaya atlit yang dipanggil untuk ikuti TC. Namun secara kekeluargaan kami juga bantu sejumlah uang dari sejumlah pengurus kepada Syahru saat keberangkatannya ke Banda Aceh. Namun dari kecilnya jumlah uang tersebut tentu tidak cukup,” kata Azani yang menjabat sebagai salah seorang ketua di Pengcab IPSI Aceh Tengah.
Selain pernyataan dari atlit dan pengurus Silat tersebut, juga diperoleh pernyataan dari pengurus dan atlit Kempo Aceh Tengah yang berharap bantuan agar pihak berkompeten di Aceh Tengah. “Ibu kandung sejumlah atlet tersebut adalah Aceh Tengah tapi sepertinya malah tidak bangga terhadap mereka yang terpilih ikut TC mewakili Aceh. Minim sekali perhatian dan apresiasi dari pihak berkompeten di Aceh Tengah,” kata Zul, pengurus Kempo Aceh Tengah.
Hal senada juga diungkap Irwandi MN melalui sambungan telepon selular. “Aceh Tengah adalah ibu pertama kami dan akan kembali untuk mengabdi. Tapi sepertinya tidak ada kepedulian jika ada anaknya yang sedang bertarung membawa nama harum ibunya,” keluh atlit Catur yang terpilih sebagai salah seorang dari 4 pecatur di Aceh ini.
Pun demikian, Irwandi mengaku tidak kecil hati atas kurangnya perhatian dari Pemkab dan pihak terkait di Aceh Tengah. “Kita sudah biasa seperti ini, jadi buat apa kita banyak berharap,” ujar pecatur penyandang gelar Master Nasional (MN) ini pasrah.
Dalam bulan Mei 2011 ini serangkaian agenda besar berskala nasional dan internasional akan diikuti oleh sejumlah atlit dari Aceh Tengah dengan berbagai cabor diantaranya Kempo mengikuti try out Pra PON di Riau, Catur di Telkom Bandung dan atlit balap sepeda akan mengikuti Sabang Open Mountain Bike Championship 2011. (Windjanur)
Sudah menjadi tabi’at Pemda kita, petani punya kopi pemda punya nama, pribadi punya bakat olah raga nanti juga Pemda punya nama, kenapa sikap klasik seperti ini selalu selalu bersemayam di hati pembesar Gayo.