Banda Aceh | Lintas Gayo – Terus melambungnya harga bahan bakar minyak membuat masyarakat terjepit dalam situasi ekonomi yang sulit. Biaya transportasi pun melambung tinggi, akibat dari harga bahan bakar yang melangit.
Resah dengan kondisi ini, seorang remaja di Kabupaten Aceh Tengah berhasil menemukan sebuah perangkat mesin untuk mengirit bahan bakar minyak kendaraan roda empat. Tak tanggung-tanggung, hasil temuannya ini berhasil mendapat peringkat satu nasional dalam kompetisi teknologi tepat guna di Indonesia.
Kabupaten Aceh Tengah merupakan daerah dataran tinggi di Propinsi Aceh. Kontur daerah perbukitan membuat kendaraan roda empat menjadi sarana transportasi penting bagi para petani untuk mengangkut hasil kebun mereka.
Pasca diguncang gempa hebat tahun 2013 lalu, kondisi daerah ini semakin terpuruk dalam kondisi ekonomi yang memburuk . Selain harga bahan pokok yang meninggi, harga bahan bakar minyakpun melonjak, membuat kondisi ekonomi masyarkat semakin melemah.
Resah dengan kondisi ini, seorang remaja bernama Tri Waluyo (18) menjajal kemampuannya untuk berinovasi menciptakan sebuah mesin pengirit bahan bakar minyak khususnya bensin.
Bersama seorang rekannya bernama Eky Yolanda, kedua siswa asal SMK 2 Takengon, Aceh Tengah ini akhirnya berhasil menciptakan sebuah mesin pengirit bahan bakar yang digunakan pada kendaraan roda empat.
Mesin tersebut adalah tabung irit BBM yang dinamakan pemrit. Ini merupakan tabung penghemat bahan bakar binsin dengan sistem penguapan bahan bakar dalam pipa dengan cara pemanasan menggunakan fluida cair atau cairan pendingin mobil.
Berhasil menghemat bahan bakar minyak bagi kendaraan roda empat, mesin pemrit temuan siswa SMK Takengen Aceh Tengah ini berhasil menyabet peringkat satu untuk kompetisi Teknologi Tepat Guna tingkat nasional.
Teknologi penghemat bahan bakar ini, kini menjadi incaran bagi warga Aceh Tengah yang mayoritasnya adalah petani. Dengan menghemat bahan bakar hingga 40 persen, secara tidak langsung juga meringankan biaya transportasi bagi mobil-mobil angkutan komoditas pertanian dari daerah ini.
Kerja keras Tri Waluyo dan Eky Yolanda ini mendapat dukungan dari Bidang Teknologi Tepat Guna (TTG) Badan Pemberdayaan Masyarakat-Pemerintahan Kampung (BPM-PK) Kabupaten Aceh Tengah. Akhirnya para siswa ini pun menghasilkan rekayasa teknologi yang berguna bagi masyarakat.
Staf Bidang TTG BPM-PK Kabupaten Aceh Tengah, Sumadi mengaku bangga melihat hasil temuan dari Siswa SMK 2 Takengen tersebut.
“ Pemerintah daerah tentunya sangat berbangga, selain memberi harum nama daerah, tentunya hasil temuan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat di kabupaten aceh tengah yang sangat mengandalkan transportasi untuk mengangkut hasil bumi mereka,” jelas Sumadi, Sabtu (10/10/2015)
Sejumlah keunggulan menjadi daya tarik dan nilai lebih dari mesin pemrit ini, diantaranya memberikan proses pembakaran mesin yang lebih optimal, menambah tenaga mesin, tidak mengubah kadar karbondioksida dan menghasilkan kadar emisi normal.
Dengan ditemukannya sistem penghemat bahan bakar kendaraan roda empat ini diharap bisa menanggulangi masalah kenaikan harga bahan bakar minyak yang selalu menjadi masalah bagi rakyat kecil. (Iwan Bahagia/ YY)