Redelong | Lintas Gayo : Bupati Kabupaten Bener Meriah Ir. H. Tagore AB membantah rumor yang beredar selama ini di masyarakat yang menyebutkan hubungannya retak dengan Wakilnya Kombes. Purn. Sirwandi Luttawar, SMik, S.Sos.
Tagore juga mengatakan,Selasa (23/5) bahwa pidato Wakil Bupati Sirwandi Luttawar yang menyebutkan agar aparat kepolisian dan kejaksaan jangan malu-malu mengungkap kasus korupsi di kabupaten tersebut tidak benar.”Saya juga hadir saat upacara dan mendengarkan bahwa pak Sirwandi tidak bicara seperti itu. Maksudnya, yang dia suru ungkapkan adalah kasus rumah bantuan BRA yang saat ini menjadi permasalahan di kabupaten ini. Saya rasa kalian memelintir kalimat tersebut,”Kata Bupati ini, dan menambahkan akibat pemberitaan itu, menjadi isu yang tidak baik bagi masyarakat.
Disebutkannya, ada sekira 300 unit rumah bantuan Badan Reintegrasi Aceh (BRA) tahun 2010 yang dibangun di Bener Meriah yang di anggap menjadi persoalan.”Dan saya banyak mendapat laporan dari masyarakat bahwa ada kejanggalan dalam pembagian dan pembangunan rumah tersebut,”kata Tagore sembari menekankan bahwa dia akur-akur saja dengan wakilnya dan tidak ada persoalan apapun.
“Situasi aman-aman saja di Bener Meriah dan tidak ada keretakan antara saya dan wakil, saya harap menjelang akhir masa jabatan kami jangan ada fitnah dan isu-isu yang tidak sedap didengar rakyat. Karena akan berpengaruh kepada kinerja lingkungan aparatur pemerintah di daerah ini,” pungkas Tagore yang akan kembali maju dan bertarung dalam pilkada Aceh.
Seperti yang telah diberitakan beberapa waktu lalu bahwa Wakil Bupati Kombes. Purn. Sirwandi Luttawar, SMik, S,Sos dalam pidato saat memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-VII Kabupaten Bener Meriah mengatakan, agar aparat kepolisian dan kejaksaan jangan malu-malu melakukan pemeriksaan dan penindakan untuk pelaku korupsi di kabupaten tersebut.
Akibat pidato yang kontroversi itu menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Bener Meriah dan menimbulkan komentar pro dan kontra. Serta pemberitaan yang terbit di media masa, menjadi pembicaraan masyarakat di kabupaten penghasil kopi itu.(Aman Buge)