Waktu dan tanggal pernikahan mereka sudah disepakati. Namun Allah berkehendak lain. Sepasang kekasih ini menghembuskan nafas terahir diantara derasnya air yang mengalir dari atas. Air Terjun (Tensaran) Bidin, Kecamatan Bandar, sudah mengambil korban jiwa.
Sepasang insan ini sedang mempersiapkan foto menjelang nikah (free wedding). Mereka merencanakan akan melangsungkan pernikahan pada Mei 2016. Lokasi yang dipilih memang indah, alami, dingin, disela pepohonan rindang. Air terjun Bidin merupakan pilihan mereka.
Penulis yang pernah ke air terjun ini, bisa merasakan tantangan ke lokasi air terjun. Untuk dekat dan menyentuh air terjun apalagi dibagian pertengan dan puncaknya, maut tantanganya. Bila tidak ahli mendaki dan perlengkapan alas kaki yang tidak kesat, akan mudah terpeleset. Sebaiknya alas kaki sepatu karet.
Ketika mendengar ada sepasang insan yang menjadi korban air terjun ini, wartawan Lintas Gayo langsung merinding, kembali membayangkan alam yang indah ini, bila tidak hati-hati saat melintasinya, akan berbuah petaka.
Catatan sejarah, Ari Irawan ,20, warga KM 77 Desa Karang Jadi, Kecamatan Timang Gajah dan Irma Yanti ,19, warga Bukit Muliye, sudah menghembuskan nafas yang terahir di sana, Selasa (15/3/2016) sore. Mereka tergelincir, saat akan melakukan foto free wedding.
Selain mereka berdua, ada lagi temanya yang mengalami patah kaki. Fathu Zaman, 16, siswa kelas, yang juga tergelincir ketika akan berusaha membantu. Korban patah kaki ini, kini sedang mendapat perawatan intensif di RSU Muyang Kute Bener Meriah.
Menurut Kapolres Bener Meriah, AKBP Wawan Setiawan, kepada Pers, Kamis (16/3/2016) saat memberi keterangan, membenarkan pihak Tim Basarnas Bener Meriah berjumlah 9 (sembilan) orang. yang dipimpin oleh Anggota Komisi A DPRK, beserta petugas kemanusian lainya, berhasil menggevakuasi korban, baik yang meninggal dunia dan cedera.
Tensaran Bidin, memang alamnya indah. Air terjunya mencapai 200 meter. Suasana alam yang asri, rimbun, airnya dingin disela desauan pinus. Air terjunya menjadi andalan obyek wisata Bener Meriah.
Kini Tansaran Bidin itu digemparkan dengan sebuah tragedi. Sepasang insan menjelang pernikahan dipanggil Allah.Takdirnya sudah ditentukan Allah di sana. Namun sebagai manusia kiranya tregedi ini kita jadikan pelajaran yang berharga. Alam yang damai, bila kita tidak mampu memanfaatkan akan menjadi sumber bencana. (Iqoni RS/Red LG)