Beberapa waktu lalu, publik digital dibuat terpana oleh sebuah video yang menampilkan seorang imam bersuara selembut sutra di Kota Bandung. Ribuan decak kagum dan pujian pun dilayangkan kepadanya.
Belum puas mengungkapkan rasa takjub, netizen dibuat kaget oleh fakta bahwa sang imam—terutama di Masjid Salman—masih berusia 23 tahun dan baru saja menyelesaikan studinya di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Dialah, Muzammil Hasballah, imam salat di video yang sudah dilihat lebih dari 270 ribu kali di YouTube. Muzammil mengaku tak menyangka apresiasi netizen akan sebesar sekarang terhadap video yang ia unggah lewat akun pribadinya.
Pria kelahiran Sigli, Nanggroe Aceh Darussalam ini sebenarnya sudah mulai mengunggah video dirinya menjadi imam salat sejak 2012. Namun, baru pada awal 2016 lalu, video unggahannya menggemparkan jagat maya.
Awalnya, ia hanya mengunggah video-video tersebut untuk berdakwah (mengajak pada kebenaran), memberi inspirasi, dan motivasi kepada semua orang agar lebih rajin beribadah.
“Saya terinspirasi dari syekh-syekh idola saya, mereka menyebar motivasi dan inspirasi untuk orang lain. Saya melakukan hal yang sama biar orang-orang bisa termotivasi lewat saya juga,” ucap Muzammil saat CNN Indonesia.com menemuinya di Masjid Al-Lathiif, Cihapit, Bandung pada Senin (7/6) malam.
Muzammil mengaku kehidupannya sedikit berubah setelah suara emasnya mulai dikenal seluruh penjuru negeri berkat video tersebut. Ia kini lebih sering mendapat kepercayaan untuk menjadi imam ataupun pengisi acara di berbagai perhelatan bertema keagamaan. Permintaan wawancara dari media massa pun berdatangan. Ia pun kini harus rela melayani permintaan berswafoto dari orang-orang yang ia temui di jalan.
Selain itu, berbagai produk bernuansa Islami kini juga banyak yang mengajaknya bekerja sama. Mulai dari biro perjalanan haji dan umrah, sampai ke lini busana muslim sudah melayangkan tawaran kepada Muzammil untuk menjadi model iklan. Namun tak semua permintaan itu diterima oleh pria yang sedari kecil sudah ditempa dengan pendidikan Alquran ini.
Tetap Selayaknya Anak Muda
Lulusan Teknik Arsitektur ITB ini mengatakan, ia hanya menerima tawaran iklan yang sesuai dengan visi berdakwahnya. Ia memiliki visi untuk mengajak kaum muda yang menurutnya cenderung masih jauh dari agama. Ia tak ingin dengan menerima sebuah tawaran iklan, akan menjauhkannya dari target dakwahnya.
Alasan itu pula yang membuatnya selalu berpakaian ala anak muda zaman sekarang. Kemeja flanel, topi kupluk, syal, dan celana jeans jadi busana “wajib” bagi seorang Muzammil Hasballah kala melakoni perannya sebagai imam salat ataupun pengisi acara bertema keagamaan. Ia ingin menjadi anak muda selayaknya agar dakwahnya juga dapat diterima kalangan sebaya.
“Coba bayangkan kalau anak muda ke masjid, lalu imamnya berjubah, pakai baju koko, pakai gamis, pakai peci,” tukasnya. Ia melanjutkan, “Tapi ketika saya (sebagai imam) bergaya seperti mereka, mereka akan merasa nyaman di masjid.”
Selain sebagai penunjang visi berdakwahnya, Muzammil mengaku menikmati gaya hidup seperti anak muda lainnya. Di tengah kesibukan sebagai arsitek dan imam salat, ia masih sering hangout bersama sahabat-sahabatnya, seperti yang bisa dilihat di akun Instagram pribadinya, @muzammilhb. Mulai dari nongkrong di kafe, menonton film, ataupun bermain skateboard.
“Saya menikmati, passion banget, happy. Artinya saya menganggapnya bukan sebuah beban,” ungkapnya. “Karena saya keseharian juga seperti itu.” (Serambi Indonesia*)