Banda Aceh | Lintas Gayo – Mahasiswa Unsyiah Berhasil meloloskan salah satu kelompok peneliti, Program Kreatifitas Mahasiswa 2016 menuju PIMNAS 29 IPB-Bogor (Pekan Ilmiah Nasional ke 29).
Ajang PIMNAS tersebut akan berlangsung 8 s/d 12 Agustus 2016. Kegiatan tersebut akan berlangsung di kampus IPB, Bogor, Jawa Barat.
Pekan ilmiah kreativitas mahasiswa ini adalah ajang yang diikuti oleh para mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Perwakilam dari mahasiswa Unsyiah ini mengambil penelitian dan kajian tentang affirmasi bagi kelompok disabilitas , dengan judul penelitian “BATU BATA” (membangun infrastruktur blind path tuna netra).
Sederhananya bisa disebut sebagai penunjuk arah bagi penyandang tuna netra. ide ini berasal dari pengamatan mereka yang merasa telah terjadi ketidaksinambungan pembangunan infrastruktur yang memadai untuk penyandang disability khususnya tuna netra.
Anggota kelompok dalam kegiatan ini berjumlah lima orang, diantaranya muhammad maulana, Arthika putri syahfani, dina fadhilah, Marwah akbar dan muhammad farid akbar.
Dua orang dari anggota kelompok “Batu Bata” ini merupakan putri daerah gayo yaitu arthika yang merupakan putri dari Taslim Desri yang bertempat tinggal di kampung Kuteni Reje kecamatan Lut Tawar kabupaten Aceh Tengah dan Marwah yang merupakan putri dari Ruh Akbar yang bertempat tinggal kampung Lot Kala kecamatan kebayakan kabupaten Aceh Tengah, yang saat ini menjabat sebagai Kabag ADM dan Pembanguna di kantor Setdakab Bener Meriah.
Kedua mahasiswa Unsyiah putra/i Gayo tersebut merupakan alumni SMA Negeri 4 Takengon.
Kegiatan mereka ini telah dilaksanakan sejak februari lalu di UPTD Rumoh Seujahtera Beujroh Meukarya yang bergerak dibidang pelayanan dan rehabilitasi penyandang tunanetra provinsi Aceh.
kegiatan yang telah dilaksanakan selama 5 bulan ini diharapkan dapat menjadi contoh pembangunan infrastruktur yang menjadikan penyandang tunanetra lebih produktif lagi dalam kegiatan sehari-harinya terutama disarana publik. kelompok Batu Bata sangat mengharapkan apresiasi dari pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan fasilitas sarana publik untuk tunanetra khususnya di Aceh. “Dengan Thema ini kami berharap pemerintah lebih aware dengan saudara – saudara kita dari kalangan penyandang disabilitas, sehingga mendapatkan kemudahan dan keadilan dalam penggunaan fasilitas publik”. Ujar Marwah Akbar. (Yoes/LG 08).