Takengen | Lintas Gayo – Muchlis Gayo salah seorang tokoh dari negeri dingin Lut Tawar mengungkapkan, sudah selayaknya pejuang dari Gayo walau bukan keturunan sultan atau raja, untuk dinobatkan sebagai pahlawan nasional.
Mantan Kadis Pora dan balon bupati ini memberikan penilaian tentang perjuangan tengku Tapa yang gigih membela bumi Aceh, bukan hanya membela tanah lahirnya di Gayo. Hal itu diungkap pemilik hotel Linge Land ini dalam status facebooksnya.
Muhclis Gayo menilai, puluhan tahun masyarakat Gayo memperjuangkan Aman Dimot untuk dianugrahi gelar “pahlawan nasional”. Namun hasilnya nihil oleh pemerintah Propinsi Aceh. Mungkin karena perjuangan Aman Dimot tidak tertulis dalam dokumen sejarah perjuangan Aceh mengusir kompeni Belanda.
Lalu bagaimana dengan Tengku Tapa? Menurut tokoh politik dan pengamat sosial ini, nama pejuang Gayo Tengku tapa tercatat dalam buku Snough Hurgronye. Belanda mengakui bahwa Tgk Tiro dengan gigih, banyak membentuk pasukan untuk melawan Belanda dengan beranggotakan orang Gayo.
Salah satu yang ditakuti kompeni Belanda dari sekian banyak pasukan itu, yakni pasukan tempur dibawah pimpinan Tgk. Tapa. Tahun 1898 – 1900. Pasukan dibawah pimpinan Tengku Tapa banyak memenangkan pertempuran di pantai timur Aceh dan daerah Pase. Tengku Tapa merupakan pejuang Gayo berasal dari Redelong (kini Bener Meriah), menghembuskan nafas terahir psada penghujung tahun 1900, setelah ditembak pasukam Belanda di daerah Pase.
Tengku Tapa adalah sosok pejuang yang gugur sebagai syuhada bukan hanya membela Gayo namun berjuang untuk Aceh. Pahlawan yang mengorbankan segala galanya, mengorbankan darah, air mata, mengorbankan keluarga bahkan nyawa , demi kebebesan satu negeri yang kelak bernama Indonesia. Tengku Tapa Layak dianugerahi pahlawan nasional dari Aceh walau syuhada ini bukan keturuinan sultan atau raja. (LG01)