Lhokseumawe| lintasgayo.com – Mahasiswa meminta pemerintah untuk tidak mengundang investor yang tidak ramah lingkungan. Hal ini disampaikan Salah satu orator aksi.
Ahmad Amin dalam orasinya mengatakan jika mereka (pemerintah) membiarkan PT. LMR beroperasi sama dengan memberi makan para penjajah dari hasil alam rakyat Gayo.
“Jika PT.LMR beroperasi maka sama saja kita beri makan orang asing” Kata Ahmad Amin dengan lantang, 16 September 2019.
Dirinya juga mengatakan seharusnya pemerintah lebih fokus membenahi pembangunan terutama di sektor pertanian, budaya, serta pariwisata ketimbang mengundang penambang yang hanya akan menjajah tanah dan rakyat Gayo.
“Pemerintah seharusnya sadar dan membenahi perekonomian rakyat, bukan mengundang penambang masuk dan menjajah rakyat Gayo” Lanjut Amin, yang di ketahui dirinya berasal dari Gayo Lues.
“Sebab tanpa mengeruk perut bumi, yang menimbulkan dampak negatif sebetulnya rakyat Gayo sudah bisa menghasilkan emas sendiri. Biji berwarna merah, yaitu kopi. Jadi tidak ada alasan menerima tambang disini.” Pungkasnya Ahmad Amin dalam orasinya.
Pantauan media ini, Massa aksi melakukan Long March dari Masjid Islamic Centre kemudian ke Tugu Rencong, lanjut ke Taman Riyadhah dan kembali ke Islamic Centre dan aksi tersebut di warnai dengan pembakaran Foto Nova Iriansyah Plt. Gubernur Aceh, Sabela Abubakar Bupati Aceh Tengah dan Tagor Abubakar Ketua Dewan Adat Gayo. (Samar/ Ihfa)