Rakyat Gayo Lut Menaruh Harapan Pada Arwin Mega

 

Tuhan sudah menakdirkan perjalanan hidup manusia. Bila yang maha kuasa mengangkat seseorang untuk menjadi pimpinan, tidak ada manusia yang mampu menghalanginya. Perjalanan hidup itu kini diukir Arwin Mega.

Dia sempat putus sekolah  karena “nakal” dan  setahun berteman  dengan Joko Widodo (Presiden RI). Mereka sama sama sebagai karyawan PT THL di Bener Meriah. Arwin Mega saat itu sebagai pekerja mengisi tanah dalam polibek untuk bibit pinus, setahun kemudian baru dia menjadi driver beko/doser.

Namun ketika Tuhan mengangkatnya sebagai pemimpin, tidak ada manusia yang mampu membendungnya. Joko Widodo menjadi Presiden RI dua priode, Arwin Mega juga dinobatkan sebagai ketua DPRK Aceh Tengah.

“Perjalanan hidup manusia sudah diatur yang maha kuasa. Saya akan berusaha mengerahkan kemampuan untuk memimpin DPRK Aceh Tengah. Biarlah waktu yang menjawabnya,” sebut Arwin Mega, menjawab Dialeksis.com, Sabtu (2/11/2019), usai  Mega dilantik sebagai ketua DPRK.

Pada Pileg 2019 ini,  banyak pihak yang meragukan kemampuan Mega mampu meriah tiket ke DPRK. Arwin Mega mengambil Dapil 4 Aceh Tengah, Dapil yang ketat. Namun Arwin  mampu melenggang duduk di kursi terhormat.

Pria kelahiran Takengon, 21 November 1968 ini ahirnya mampu menyelesaikan pendidikan SLTA di Ganda Pura, Biruen, walau terbilang agak lambat bila dibandingkan satu angkatan dengan dia.

Anak ke tiga dari delapan bersaudara pasangan almarhum H. Syamhari Adjim dengan Hj. Hazimah ini pernah menjadi ketua Gapensi Aceh Tengah (2006-2009).  Menjabat sebagai ketua Kadin Aceh Tengah (2018-2024).

Bercerita soal kepala banteng, dia merupakan kader tulen sejak 1999. Arwin Mega mengawali terjun ke dunia politik, bernaung dalam banteng lingkaran bulat pada tahun 1999 sampai 2005 sebagai ketua PAC kecamatan Bebesen.

Kemudian pada tahun 2008- 2010 dia mengendalikan PDIP Aceh Tengah. Priode berikutnya, 2011- 2019 dia tetap menjadi ketua DPC PDIP Aceh Tengah.

Walau dia belum pernah duduk dilembaga terhormat, berbicara soal PDIP dia merupakan manusia setia untuk warna merah dalam dunia politik ini. Arwin  juga dipercayakan sebagai ketua DPD PDIP Aceh bersama Muslahuddin Daud.

Suami dari Juniana Fitriani ini pernah menjabat MPC Pemuda Panca Sila tahun 2009-2015. Dewan pertimbangan Laskar Merah Putih 2016 sampai sekarang. Pengurus KNPI Aceh Tengah tahun 2000-2005, dan ketua IPK tahun 2004-2008.

Lekaki 5 anak ini hobi berkuda. Dia ikut berperan dalam mengembangkan kuda peranakan Australia Gayo (Astaga). Dia juga sebagai pioner membawa kuda Gayo ikut berkompetisi di Batu Sangkar, Bukit Tinggi.

Arwin Mega sudah mengukir perjalanan masa lalunya yang “pahit”.  Suka duka menjadi bagian hidupnya.  Walau dia sebagai kader PDIP tulen sejak tahun 1999, dua puluh tahun kemudian dia lolos dalam seleksi ketat di Pileg dan tidak tanggung tanggung, sekali lolos, langsung menjabat sebagai ketua DPRK.

PDIP Aceh Tengah pada Pileg 2019 ini mendapatkan lima kursi dan berhak mendapatkan jatah pimpinan dewan. Selain Arwin Mega ada dua lagi pimpinan dewan, Edy Kurniawan dari Gerindra dimana Gerindra mendapatkan empat kursi dan Ansari dari Golkar, juga empat kursi.

Rakyat Gayo sudah mempercayakan Arwin Mega sebagai ketua DPRK Aceh Tengah.  Arwin dipercayakan partainya untuk mengukir sejarah di sana. Apa yang akan diukir Arwin Mega, waktu dan proses alamlah yang akan menjawabnya. (Bahtiar Gayo/Dialeksis.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.