Takengon | Lintas Gayo : Dalam upaya memperbaiki kualitas kopi arabika yang ada di Kabupaten Aceh Tengah, para petani Aceh Tengah diminta memperbanyak penggunaan pupuk organik, meskipun tidak terus meninggalkan pemakaian pupuk anorganik secara total. Dan untuk merangsang pertumbuhan kopi bisa dibantu sedikit dengan pupuk anorganik.
Demikian arahan Bupati Aceh Tengah, Ir.H.Nasaruddin, MM saat membuka Sekolah Lapang Proses Pemangkasan Kopi yang digagas oleh Jembatan Masa Depan (JMD) yang bernaung dibawah IOM-SEAGA Kamis (7/7) di Kampung Pilar Kecamatan Rusip Antara.
Selain penggunaan pupuk organik kata Bupati, ada hal lain yang juga tak boleh diabaikan yakni jarak tanam, dan sistem pemangkasan yang sangat berpengaruh besar terhadap peroses pembuahan. ”Pemangkasan yang bagus akan membantu sirkulasi udara dan pasokan cahaya matahari yang dibutuhkan oleh cabang-cabang produksi”imbuhnya.
Diakui Nasaruddin, bahwa perawatan kopi dibeberapa lahan di Aceh Tengah masih perlu penanganan yang intensif. Karena itu sekolah langsung yang diselenggarakan oleh IOM-SEAGA ini, akan turut memperbaiki mutu kopi arabika Gayo yang telah menjelajahi pasar dunia ungkap Nasaruddin.
Lebih jauh mantan penyuluh pertanian ini mengatakan, tanaman kopi merupakan urat nadi perekonomian masyarakat. Pemerintah dengan segenap upaya terus memberikan dukungan kepada para petani dan salah satu bentuk dukungan pemerintah adalah dengan memperbaiki infrastruktur jalan hingga keareal-areal perkebunan masyarakat.
Saat ini kata Bupati, masyarakat tidak perlu berlomba-lomba untuk memperbanyak kebun tapi yang lebih penting dari hal itu adalah bagaimana mengupayakan hasil produksi.
Selama ini menurut data yang ada kata dia perolehan petani masih berkisar pada 700 kg perhektar dalam pertahunnya, kedepan bagaimana upaya untuk kita tingkatkan dari 700 kg hingga 1 sampai 1,5 ton perhektar, bahkan jika dirawat dengan baik bukan tidak mungkin perbatang kopi bisa menghasilkan 2 kg/tahun pertahunnya.
Koordinator JMD, Dr Samshe Pandiagan, sebelumnya menyampaikan tujuan dari pelaksanaan Sekolah Lapang ini adalah untuk meningkatkan hasil produksi kopi yang langsung dipandu oleh 29 orang AEW atau petani pendamping yang direkrut dari 14 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Tengah.
Ke 29 AEW ini akan menjadi instruktur bagi para petani diwilayah masing-masing, dimana untuk satu orang AEW akan memberikan teknik pemangkasan yang benar kepada 20 oranng petani, katanya.
Masih menurut Samshe Pandiangan, setiap petani yang dilatih dibekali dengan buku panduan. Selain proses pemangkasan, kepada para peserta Sekolah Lapang ini juga akan dibekali ilmu tentang cara pemilihan induk bibit, perawatan sampai kepada tahap akhir yakni pemasaran.
Pada acara pembukaan Sekolah Lapang itu, Bupati Aceh Tengah, Ir H Nasaruddin MM melakukan demonstrasi pemangkasan yang benar dihadapan para petani dan undangan yang hadir (Ril)