Jadi Pejabat Kok Heboh?

Sadra Munawar

Catatan : Sadra Munawar*

“Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, Perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri,” ( Ir, Soekarno ).

Uraian ini hadir ditengah-tengah pembaca dengan tidak ada niat penulis sedikitpun sebagai orang hebat yang ingin di-akui dan atau keinginan menjadi guru bagi pembaca sekalian, penulis berkeyakinan pembaca banyak yang sudah lebih cerdas dan berwawasan luas dari pada penulis yang hanya hamba Tuhan, tentu saja selalu dalam kekurangan.

Berangkat dari problematika yang setiap hari mengganggu pohon tegap yang diberi nama Bener Meriah oleh pendirinya 16 Tahun silam, harus diakui semua yang berkaitan dengan “Pembantu-Pembantu” rakyat di daerah berhawa sejuk ini hampir setiap saat selalu saja “Heboh” tapi urgensinya untuk rakyat malah tidak terasa sama sekali.

Belum lagi harga kopi yang kian turun, Gajah yang sudah merusak perkebunan dan rumah warga dan di susul kasus Ijazah palsu, terakhir soal pelelangan jabatan yang membuat kita mengerucutkan dahi ketika membaca berita diberbagai media online dan cetak, tentu saja ini lagi-lagi semua berkaitan dengan para “Pembantu-Pembantu” masyarakat, entah apa yang membuat mereka begitu ambisius, karena jika mau jujur-jujuran masih jauh dari kata “Layak” para pimpinan Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) ini.

Penulis masih yakin dan percaya mereka masih punya keinginan memperbaiki daerah ini atas nama sumpah yang telah mereka ucapkan disaksikan oleh Allah SWT, serta hadirin saat mereka diberikan amanah yang luar biasa beratnya, namun rasa khilaf yang seperti dibuat-buat itu membuat kita mendokan mereka agar segera sadar dari kekacauan yang telah diperbuatnya.

Sengaja diawal tulisan ini penulis mengutip uraian proklamator Indonesia Ir, Soekarno agar kita diingatkan kembali betapa sulit-nya merebut kemerdekaan bangsa ini dari tangan penjajah saat itu, seharusnya sebagai anak bangsa yang menghargai sejarah, kita ini membangun daerah dengan penuh kebijaksanaan, arif dan menebar kebaikan di setiap pelosok negeri.

Sebagai anak muda mestinya mendapat “pendidikan politik” yang baik dari para “Orang Tua” malah dipertontonkan hal yang melukai makna pendidikan sebenarnya yakni diperlihatkan perselisihan, pertengkaran serta “sikut” sana sini, lantas bagaimana mau mereka ini memperbaiki daerah “Lingkaran Serule kayu” saja, sedang dan terus porak-poranda kejadian-nya.

Akhirnya dengan tidak bosan penulis mengajak kita semua untuk mendo’akan agar para pemangku kebijakan ini segera di sadarkan oleh yang maha kuasa atas janji dan sumpah mereka. Aamiin.

*Penulis adalah pemuda Bener Meriah

Comments are closed.