Drs. Jamhuri, MA
Bulan ramadhan adalah penghulu seluruh bulan (sayyidus Syuhur) yang datang setiap tahunnya dan menjadi salah satu bulan diantara dua belas bulan lainnya. Allah mewajibkan puasa (menahan diri dari makan dan minum) selama satu bulan penuh pada bulan ramadhan ini. Allah juga mewajibkan puasa kepada umat-sebelum umat nabi Muhammad dengan cara yang berbeda. Sehingga para pengkaji agama di dunia menyebutkan bahwa kesamaan diantara agama-agama di dunia diantaranya adalah kewajiban puasa.
Allah menjadikan puasa sebagai bulan harapan semua orang yang beriman, di dalam bulan puasa semua nilai amal perbuatan manusia dilipat gandakan, amal yang selama ini sebagai anjuran (sunat) ditingkatkan nilainya menjadi nilai yang penuh sama dengan nilai perbuatan wajib, perbuatan yang selama ini diperintah (wajib) nilainya penuh dan menjadi berlipat ganda. Bahkan dalam bulan ramadhan diciptakan satu malam (lailatul Qadar) mempunyai nilai lebih baik dari 1000 bulan (khairun min alfi syahrin). Pada malam ini semua amal baik sekecil apapun dilipat gandakan melebihi seribu bulan amal.
Banyak upaya atau kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam rangka menyambut datangnya bulan ramadhan, diantaranya adalah menyiapkan makanan khas di masing-masing daerah, menyiapkan makanan yang lebih enak bahkan lebih mahal dari bulan-bulan yang lainnya. Masyarakat Aceh dalam menyambut ramadhan menjadikan daging sebagai makanan yang wajib walau dalam jumlah yang sedikit, kantor-kantor menjadikan kemampuan memotong hewan seperti sapi dan kerbau dan dibagikan kepada pegawai sebagai standar keberhasilan seorang pimpinan (pengecualian dalam masa covid yang sedang melanda dunia saat ini).
Dalam masyarakat Gayo pada awalnya tidak menjadikan budaya membeli daging sebagai budaya ketika menjelang bulan ramadhan, tetapi juga tetap memiliki kekhususan dibanding dengan hari dan bulan sebelumnya. Hampir setiap keluarga menyiapkan hewan peliharaan yang bagus untuk disembelih pada hari menjelang datangnya bulan ramadhan, di samping itu juga mereka menyiapkan makanan spesial seperti lepat, dikatakan lepat makanan spesial karena dibuat hanya pada hari-hari besar.
Kegembiraan tidak hanya menyiapkan makanan kepada keluarga yang masih hidup, tetapi juga kepada mereka yang sudah duluan meninggal dunia. Mereka berdo’a kepada Allah dengan menggunakan sarana makanan yang dalam standar masyarakat adalah makanan yang sangat mewah dan lengkap, diantara makanan yang disiapkan adalah air putih, air kopi, cuci tangan, nasi putih, paha dan daging ayam kampung, apam, bertih (pop corn padi), pisang dan telor. Ditambah lagi dengan pohon dan dedaunan yang bermakna memberi kehidupan. Ini semua digunakan sebagai sarana do’a kepada Allah agar para keluarga yang dido’akan kerhindar dari azab dan dimasukan oleh Allah kedalam surga-Nya.
Kegembiraan lain yang pada awalnya bukanlah merupakan tradisi masyarakat yaitu ada yang menyebutnya dengan minggu terakhir, yakni hari minggu trakhir sebelum masuknya bulan ramadhan. Hari ini digunakan kesempatan untuk berwisata dengan membawa anggota keluarga ketempat wisata, apakah itu tempat wisata di pegunungan atau juga tempat wisata di pantai-pantai. Sebagian mereka menjadikan kegiatan ini sebagai kegiatan utama, artinya mereka benar-benar menyiapkan diri untuk berwisata namun sebagian lainnya menjadikan kegiatan ini sebagai sambilan, seperti mereka yang menjemput anaknya yang akan libur puasa ramadhan sambilan bermain ke pantai, sebagian memanfaatkannya untuk berbelanja n untuk persiapan ramadhan. Yang jelas semuanya menunjukkan kegembiraan akan datangnya ramadhan.
*Penulis Ketua KNA Banda Aceh dan Lektor Mata Kuliah Fiqh, pada Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Comments are closed.