Jakarta | Lintas Gayo : Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata akan terus mendorong bahasa daerah diajarkan di sekolah-sekolah guna melestarikan salah satu kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia kepada generasi muda.
“Salah satu upaya melestarikan bahasa daerah adalah dengan meneruskannya kepada para generasi muda,” kata Direktur Film Direktorat Nilai Budaya, Seni dan Film, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Samsul Lusa ketika mewakili Menbudpar Jero Wacik dalam acara pembukaan Kongres Basa Sunda IX, di Bogor, Senin (11/7) sore.
Samsul menjelaskan, untuk mewujudkan hal tersebut Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan Kementerian Pendidikan Nasional.
Menurut Syamsul, kondisi terkini menunjukkan bahwa di beberapa daerah di Indonesia penggunaan bahasa ibu dalam kehidupan sehari-hari sudah mulai surut.
“Penggunaan bahasa daerah sudah mulai surut, tentu saja hal ini sangat memprihatinkan karena para generasi penerus bisa tidak mengenal bahasa ibu,” katanya.
Syamsul juga mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menunjukan bahwa ada 700 bahasa daerah dan sekitar 2.000 lebih dialek di Indonesia.
“Pemerintah ingin bahasa daerah tetap digunakan, dan dilestarikan oleh semua komponen bangsa,” katanya.
Untuk itu, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata memberikan apresiasi yang tinggi atas diselenggarakannya acara Kongres Basa Sunda IX.
“Ini merupakan salah satu bentuk upaya melestarikan bahasa daerah, dan pemerintah sangat mendukung kegiatan ini,” katanya.
Dia menambahkan, dengan kegiatan tersebut diharapkan juga dapat mendorong daerah lainnya untuk melestarikan bahasa daerahnya.
“Semua suku bangsa di Nusantara akan semakin sadar pentingnya melestarikan, membina dan mengembangkan sastra dan bahasa daerah dalam kehidupannya sehari-hari,” katanya.
Dia juga menambahkan, bahasa daerah merupakan pintu gerbang untuk memasuki wilayah kebudayaan daerah dan sebagai bagian dari kebudayaan nasional. (*)