Takengon| Lintasgayo.com– Kerukunan ummat beragama harus jaga, dipelihara dengan baik, agar kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia senantiasa harmonisasinya berlangsung langgeng.
Hal itu disampaikan Damdim 0106 Aceh Tengah Letkol. Inf. Teddy Sofyan, yang disampaikan Pasi Pers Kapten Inf. Iwan Mulyawan, ketika dilangsungkan agenda sosialisasi kebangsaan di Aula Makodim 0106 Aceh Tengah, Jumat (27/08/8/2021).
Dihadapan 50 peserta, Dandim 0106 Aceh Tengah menjelaskan, Indonesia merupakan masyarakat yang multi kultural. Beragam kepercayaan (agama) ras, suku hidup dengan rukun dan damai di tanah Pertiwi. Beragam agama seperti Islam,Kristen Protestan,khatoloik, Hindu konghuchu dan budha, hidup saling berdampingan dan menjaga kebersamaan.
Untuk itu, sebut Dandim, peran serta dari Pemerintah dan institusi lainnya serta para Tokoh masyarakat untuk menciptakan kehidupan yang lebih harmonis.
“Komunikasi yang baik, adanya hamonisasi antar semua lembaga Peran FKUB, TOMAS, TODAT, TOGA harus memiliki peran yang besar kepada masyarakat dalam rangka membangun kehidupan yang lebih harmonis tanpa memandang Ras, Suku, dan Agama, agar tercipta suasana yang aman dan damai,” jelas Dandim.
Di Indonesia, sebut Dandim, ada sekitar 583 bahasa daerah yang mereka gunakan sebagai alat komunikasinya. Tak hanya itu, berbagai suku dan sub-suku itu ada juga yang masih menjalankan ibadah atau ritual yang sesuai kepercayaannya yang secara turun-temurun diwariskan.
Realitas itu pun bersentuhan, beradaptasi, dan berasimilasi dengan datangnya berbagai ajaran agama besar seperti Hindu, Buddha, Islam, Protestan, dan Katolik
Untuk itu, jelasnya, pentingnya membina hubungan baik antara ummat beragama. Saling menghargai, saling menghormati dan berbuat baik walaupun kepada umat yang lain.
“Kerukunan hidup umat beragama ialah hidup rukun diantara sesama umat beragama yang berbeda agama dan kepercayaan. Hidup rukun adalah suatu kondisi kehidupan yang mencerminkan suasana damai, tertib, aman dan tenteram sejahtera, saling hormat-menghormati, harga-menghargai, tenggang rasa, lapang dada penuh kejujuran dan keterbukaan, tolong-menolong (gotong royong) dengan tulus ikhlas dan senang hati, tanpa paksaan,” jelas Dandim.
Acara sosialisasi kebangsaan ini berlangsung selama satu hari, diikuti oleh 50 peserta terdiri dari tokoh agama, tokoh pemuda, organisasi kepemudaan se Aceh Tengah. *** Khosi NT.
Comments are closed.