Oleh: Syafi’ii Saat*
Gayo adalah salah satu etnis yang mendiami wilayah tengah Provinsi Aceh, yang berkarakter hampir sama dengan suku Karo yang berada di Sumatera Utara.
Dalam bidang pendidikan etnis Gayo tidak jauh berbeda dengan suku Batak, Suku Gayo berupaya dengan sekuat tenaga untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak anaknya, sehingga hampir delapan puluh persen anak anak etnis Gayo menerima pendidikan yang terbaik yang diberikan oleh orang tuanya.
Kekosongan kaula muda ( Beru/bujang) dari satu kampung didaerah Gayo disebabkan para generasi mudanya banyak merantau mencari ilmu pengetahuan kedaerah lain diluar dataran tinggi Gayo.
Secara positif hal tersebut akan membangkitkan semangat baru dalam rangka mencetak pemimpin dan pewaris tanah Gayo dikemudian hari, mereka akan kembali dan akan membangun daerah Gayo.
Namun demikian mungkin beberapa diantara mereka ada yang tidak mau kembali ke kampung halamannya, dan bahkan mereka membicarakan kampung halamannya dirusak dan dikuasai oleh orang lain.
Pendidikan ditanah Gayo perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah, hal ini dikarenakan maju mundurnya suatu daerah ditentukan oleh keberadaan lembaga pendidikan yang ada pada daerah tersebut.
Setiap bulan masyarakat Gayo menyumbang ratusan juta untuk daerah diluar daerah Gayo sebagai biaya pendidikan anak anak etnis Gayo, hal ini dikarenakan pemerintah daerah belum mampu membuat satu model pendidikan yang terbaik dan berkualitas.
Dengan demikian biaya yang dikeluarkan oleh orang tua terhadap pendidikan seharusnya dapat dikelola didaerah, harus puas disumbangkan untuk daerah lain.
Pendidikan didataran tinggi Gayo sudah seharusnya mendapatkan perhatian khusus dan serius dari pemerintah daerah masing-masing, sehingga anak yang tumbuh dalam dunia pendidikan didaerahnya masing-masing selain memiliki ilmu pengetahuan mereka akan mencintai daerah,adat dan budaya serta mampu menjaga kelestarian pusaka yang telah diwariskan oleh muyang datu.
Pemerintah daerah akan mendapatkan income dari biaya pendidikan yang selama ini dinilai oleh daerah lain.
Oleh karenanya mari kita mencintai pendidikan, mari kita bangun daerah melalui pendidikan tanpa merusak warisan budaya yang telah dirintis oleh muyang datu.
Gayo akan bangkit dengan pendidikan, Gayo akan mulia apabila kembali melanjutkan perjalanan adat yang telah dirintis oleh orang Gayo atau muyang datunte, dan Gayo akan disegani manakala kembali kepada filsafat muyang datunte yaitu ( keramat mupakat behu berdedele, ilmu mudarus akal turah berjemaah,) Kemulian karena musyawarah dan kekuatan disebabkan persatuan , agama harus dikaji , kemampuan memecahkan masalah harus dilakukan secara bersama sama.
*Kepala MTsN 1 Bener Meriah dan juga Pegiat sekaligus Pemerhati Budaya Gayo
Comments are closed.