Di zaman materialistis sekarang ini nyaris tidak ada orang yang tidak butuh uang semua orang ingin mendapatkan uang kalau boleh disebut mulai dari anak yang baru lahir hingga orang masuk keliang kubur pasti memerlukan uang. Uang telah menjadi barang yang paling keramat jimat yang paling sakti di dunia tidak ada satu barangpun yang kekuatannya melebihi kekuatan uang. Dengan uang orang bisa mendapatkan makanan, dengan uang orang bisa membeli kesenangan, dengan uang orang bisa mendapatkan rumah, kenderaan, melancong keseluruh dunia, bahkan dengan uang orang bisa menyuruh orang untuk berpindah aqidah, atau menyuruh orang membunuh orang lain, karena ingin memperoleh uang terkadang orang bersedia mempertaruhkan nyawanya sekalipun. Belakangan ini para kandidat legislatif dan eksekutif dapat menggunakan uang untuk membeli suara pemilihnya guna mendapatkan kekuasaan, begitu sakti dan perkasanya uang sehingga kita perlu tau mahluk apakah sebenarnya uang itu ?.
Dalam percakapan sehari-hari sering kali kita dengar dan fahami bahwa setiap orang bekerja untuk mencari uang, apapun aktivitas dan profesinya tujuannya adalah untuk mendapatkan uang. Petani menanam tanaman agar nanti kalau sudah panen hasil panennya bisa dijual untuk mendapatkan uang. Seorang guru memberikan pelajaran agar nanti mendapatakan gaji bulanan yang berupa uang, pedagang menjual dan membeli barang dengan harapan nantinya akan mendapatkan selisih harga berupa laba dalam bentuk uang. Seorang buruh mengerjakan pekerjaan tertentu agar nanti memperoleh upah berupa uang. Akan tetapi pada hakikatnya pemahaman yang seperti itu tidaklah sepenuhnya benar, karena dari sisi ekonomi uang hanyalah sebagai alat pembayaran dalam transaksi/pertukaran produk yang dimiliki/dihasilkan oleh setiap orang, dengan demikian uang hanyalah sebagai alat dan causalitas (akibat) dari adanya aktivitas produksi.
Pada umumnya setiap orang yang telah berada di usia kerja sudah pasti terlibat dalam proses produksi, yaitu kegiatan yang menghasilkan produk, ada tiga jenis produk yaitu ; Barang, Jasa dan Ide. Seorang petani memproduksi produk berupa barang komoditas pertanian, seorang guru memproduksi produk berupa jasa pengajaran, seorang pengarang memproduksi produk berupa Ide yang dituangkan menjadi lagu atau hasil tulisan. Setiap orang harus mampu memproduksi salah satu atau lebih dari jenis produk ini sehingga ia bisa membarternya dengan orang lain menggunakan media uang yang kemudian dengan uang itu ia bisa membeli dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya yang lain, baik kebutuhan untuk jasmani (sandang, pangan & papan) maupun untuk kebutuhan rohani, (pendidikan, ibadah, reakreasi, entertainment dll)
Mengapa orang begitu mendewakan uang, mengapa setiap kegiatan orang berorientasi pada uang padahal kalau dari sisi lahiriah uang hanyalah berupa benda sederhana yang dimiliki oleh semua orang, mudah ditemukan dan ada dimana mana, ternyata hal itu tidaklah terlepas dari dominannya peran uang di kehidupan manusia dalam peradaban modren ini.
Sejarah Lahirnya Uang
Pada mulanya dalam peradaban manusia kuno belumlah mengenal uang dan transaksi pertukaran karena pada saat itu mereka berusaha sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bila mereka lapar dan butuh makan maka akan pergi berburu atau mencari buah-buahan dan tanaman untuk dimakan begitupun pakaian mereka mencari dan membuatnya sendiri dari bahan bahan yang tersedia di alam seperti kulit kayu, dedaunan atau kulit binatang.
Ketika kehidupan semakin berkembang maka kebutuhannya pun semakin bertambah dan tidak semua barang barang yang dibutuhkan itu mampu diproduksi sendiri oleh setiap individu sehingga mucul transaksi pertukaran (barter) antara barang yang mereka miliki dengan barang yang mereka butuhkan. Walapun sebahagian kebutuhan dapat dipenuhi namun masih terdapat kesulitan dalam transaksi model ini karena orang yang memiliki barang belum tentu bersedia menukarkannya dengan barang milik orang lain karena ia sedang tidak membutuhkan barang itu, sehingga muncullah gagasan untuk menggunakan benda tertentu sebagai alat tukar “perantara”, benda tersebut pada hakikatnya haruslah diterima oleh umum (generally accepted) sebagai alat tukar dan sudah barang tentu memiliki nilai yang tinggi (biasanya karena sukar diperoleh atau karena dipercaya memiliki nilai magic dan mistic) jadilah benda benda seperti garam, kerang, kulit, batu mulia dll pernah difungsikan sebagai uang.
Karena alasan barang “perantara” tersebut sulit diukur pecahannya, cara penyimpanannya dan mudah rusak pada akhinrya dipilihlah benda-benda dari logam untuk difungsikan sebagai uang terutama emas dan perak sebab logam mulia jenis ini memiliki nilai yang tinggi, tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai serta gampang dipindahtangankan. Akan tetapi kemudian karena alasan setiap orang berhak dan bebas menempa uang, melebur, menjual atau memakainya dan mulai sukar untuk pengadaannya karena jumlah uang terus bertambah sementara keberdaan bahan baku logam mulia semakin sulit untuk didapatkan, disamping itu uang logam juga sulit digunakan untuk transaksi transaksi dalam jumlah besar maka orang pun mulai bersepakat menciptakan uang kertas dan hanya dapat dibuat oleh otoritas organisasi kekuasaan seperti negara atau kerajaan.
Belakangan jenis uang inipun semakin variatif dan berkembang dinamis sehingga muncul yag namanya uang giral (berupa cek, warkat giro dan Travel Ceque) yang diterbitkan oleh Bank, dan dewasa ini dalam kehidupan kita juga muncul uang digital seperti Kartu Kredit, Kartu Debet, T Cash (yang menggunakan fulsa) untuk bertransaksi, disamping uang cartal (uang kertas dan koin) yang secara tradisional telah merata dipakai diseluruh dunia.
Fungsi Fungsi Uang
Berdasarkan peran dan fungsinya, uang memiliki 3 (tiga) fungsi utama yaitu :
- Sebagai alat tukar (medium of change), untuk mempermudah melakukan pertukaran antara produk yang dimilikinya dengan produk yang dibutuhkannya orang mengunakan uang sebagai media perantara. Barang yang dimilikinya terlebih dahulu dipertukarkan dengan uang sejumlah tertentu barulah kemudian seluruh atau sebahagian uang itu ia pertukarkan kembali untuk mendapatkan produk-produk yang dibutuhkannya.
- Sebagai satuan hitung atau pengukur nilai (unit of account), untuk dapat mengukur nilai atau harga dari sebuah barang, jasa atau ide digunakan uang sebagai satuan hitungnya, dengan demikian orang akan dapat mengetahui berapa jumlah kekayaannya, berapa nilai batu permata miliknya, berapa jumlah hutangnya atau berapa biaya dari jenjang pendididkan yang akan ditempuhnya.
- Sebagai alat penyimpan nilai (Valuta), uang dapat digunakan untuk mengalihkan kemampuan pertukarannya (daya beli) dari masa sekarang ke masa yang akan datang sehingga orang dapat menabung bahkan juga dapat mengalihkan daya beli masa yang akan datang kemasa sekarang sehingga timbullah transaksi hutang piutang. Dengan fungsi ini uang juga dapat digunakan sebagai alat untuk penimbun kekayaan.
Fungsi fungsi tersebut semakin lama semakin berkembang bahkan saat ini terkadang uang juga dapat digunakan sebagai alat pengukur status sosial seseorang, pengukur kekuasaan seseorang bahkan menjadi alat pengukur martabat seseorang.
Jenis Jenis Uang
Dalam melakukan transaksi ekonomi di zaman modren ini terdapat beberapa jenis uang yang lajim digunakan sebagai alat tukar, ada yang sudah familiar dengan masyarakat awam seperti uang cartal dan ada yang yang sudah relatif faham tapi belum pernah menggunakannya seperti uang giral bahkan ada yang masih sangat awam sama sekali seperti uang digital dan uang kuasi.
- Uang Kartal, adalah alat bayar yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam transaksi jual beli sehari hari. Wujud uang ini terdiri dari uang logam dan uang kertas. Pada uang ini melekat nilai nominal (sebagaimana yang tertulis pada fisik uang), pada uang logam (emas/perak) kadang kala juga terdapat nilai intrinsik yaitu nilai/harga dari bahan/materi uang itu sendiri juga terdapat nilai tukar atau daya beli uang tersebut.
- Uang Giral, adalah uang yang dimiliki orang dalam rekening giro di bank dan ketika bertransaksi ia menggunakan cek, bilyet giro atau travel cek sebagai alat pembayaran. Daya beli uang giral ini seringkali jauh lebih besar berkali lipat dari keberadaan saldonya di bank karena dapat dipindah tangankan berulangkali dan adanya sistem tangguh dalam pencairannya.
- Uang Digital, belakangan ini telah berkembang uang digital yang menggunakan alat alat tehnologi dan komunikasi modren sebagai media pembayaran dalam bertransaki seperti kartu kredit, kartu debet, T cash yang menggunakan fulsa sebagai alat pembayaran.
- Uang Kuasi, adalah uang dalam bentuk surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran. Biasanya uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta valuta asing milik swasta domestik.
Uang memang begitu digdaya, karena uang terkadang orang bersedia mengingkari orang tuanya, saudaranya bahkan anak kandungnya, karena uang orang sering mengadaikan harga dirinya, agamanya bahkan nyawanya. Uang seringkali merubah orang pemaaf menjadi pendendam, merubah orang setia menjadi penghianat, banyak orang tergila gila pada uang seolah olah dengan uang segalanya bisa diperoleh dengan mudah. Namun selaku oang yang beriman dan memiliki akal pikiran yang rasional ada baiknya kita camkan pepatah bijak berikut ini :
- Money can buy medicine but not health (Uang bisa membeli obat tapi bukan kesehatan)
- Money can buy bed but not sleep (Uang bisa membeli ranjang tapi bukan tidur lelap)
- Money can buy food but not appetite (Uang bisa membeli makanan tapi bukan selera makan)
- Money can buy a house but not home (Uang bisa membeli rumah tapi bukan suasana keluarga)
- Money can buy acquaintances but not friends (Uang bisa membeli kenalan tapi bukan sahabat)
- Money can buy obedience but not fithfulness (Uang bisa membeli ketaatan tapi bukan kesetiaan)
- Money can buy amusements but not happiness (Uang bisa membeli hiburan tapi bukan kebahagiaan)
*Penulis adalah Pemerhati Perbankan. Alumnus Magister Manajemen Unsyiah.