Banda Aceh | Lintas Gayo – Memanasnya suhu perpolitikan di Aceh yang terkait dengan sejumlah persiapan pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Aceh membuat mantan petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Panglima Wilayah Linge, Fauzan Azima angkat bicara dengan mengingatkan semua pihak bahwa Damai Aceh sangat penting untuk dijaga.
Dalam pernyataannya yang diterima redaksi Lintas Gayo, Selasa (26/7) sosok yang sejak Pemilukada 2006 yang lalu tidak terlibat politik ini menyatakan keprihatinannya atas adanya indikasi tidak ada lagi tegur sapa dan komunikasi yang menyejukkan antar calon gubernur/wakil gubernur Aceh, serta calon bupati/wakil bupati di Aceh umumnya.
“Situasi seperti ini juga menyebabkan terganggunya komunikasi antar calon pendukung masing-masing pihak dan berakibat kepada konflik sosial. Saran saya sebagai non partisan, pertama, setiap calon harus sadar bahwa Aceh baru saja selesai dari konflik karena itu marilah kita berkomitmen melestarikan perdamaian Aceh,” himbau Fauzan.
Selanjutnya yang kedua, dia meminta setiap calon menjaga adab dalam mengeluarkan statemen baik dalam pergaulan sehari-hari, maupun statemen dalam media massa. “Kalau harus berkomentar, berkomentarlah dengan kalimat-kalimat yang santun, yang tidak provokatif dan tidak membuat sakit hati pihak lain,” pintanya.
“Dakwah bil hal” perumpamaan yang halus sangat diperlukan dalam situasi ini. Agama Islam banyak mengajarkan adab-adab; adab pemimpin, adab sebagai rakyat, adab rakyat terhadap pemimpin, sebaliknya adab pemimpin terhadap rakyat. Semua adab-adab itu prinsipnya mengatur supaya negeri ini aman damai dalam rahmat Allah, papar Kepala Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser (BPKEL) ini.
Khusus kepada media massa, Fauzan meminta dalam situasi ini harus bersikap netral dan tidak mempublish kalimat-kalimat dari calon-calon yang isinya provokatif.
“Pilihlah kata dan kalimat yang santun. Rakyat Aceh sangat sensitif dan sangat mudah terbakar emosinya apabila berseberangan faham dengan pihak lain,” pungkas Fauzan Azima. (Windjnur)
oya bubunge engon kam pak, isi numahe liwet nari karu, cumen bengi gr teridah gerdake nge minter stroke deba, nte debami gr sempat sengkeh kuen nge beluh.