Redelong | Lintas Gayo : Dalam menyikapi perbedaan penetapan waktu Hari Raya ‘Idul Fithri dikalangan Masyarakat Kabupaten Bener Meriah ada beberapa bentuk, sebagian masyarakat yakin pelaksanaan shalat ‘id pada hari selasa (30/8/2011) sebagian lagi meyakini untuk shalat ‘id pada hari rabu (31/8/2011) dan ada juga yang ragu harus memilih satu hari dari dua yang berbeda tersebut.
Sebagian masyarakat yang ragu ini shalat pada hari Selasa, sebagian lagi dengan tidak puasa lagi pada hari selasa dan shalat pada hari Rabu.
Diantara penyebab keraguan ini adalah Pemerintah Bener Meriah telah menyebarkan Surat Takbir keliling kepada seluruh Gecik di Kabupaten, untuk diumumkan kepada masyarakat takbir pada hari selasa dan dengan catatan di note surat “waktu disesuaikan”.
Gecik Blang Ara misalnya, Selasa (30/8) ketika ditanyakan apakah ia langsung mengumumkannya, dia ragu apakah harus mengumumkan atau tidak, karena perintah berkumpul di Kantor Camat sebelum adanya pengumuman dari Kemenag Pusat.
Seorang tokoh masyarakat, Tgk Nurdin yang juga mantan Imem Desa di Kecamatan Bukit tersebut, menyikapi perbedaan ini sebagai bukti itulah keluasan Islam, yang mengharuskan kita untuk selalu belajar, pendapat ini diamini oleh Inen Saidi (isteri Tgk Nurdin) yang juga Alumni Pesantren Mendale Kecamatan Kebayakan Aceh Tengah.
Menurut ayah dari sembilan orang anak ini tidak ada gunanya kita fanatik kepada satu pendapat, sedang pendapat lain juga benar, karena itu dalam ibadah yang terpenting adalah keyakinan kita. (JM. Ungel)