Term of Reference (ToR)
Deklarasi Kampung Damai di Bener Meriah
Redelong, 22 Desember 2010

Latar Belakang
Sebelumnya konflik bersenjata antara pemerintah RI dan GAM hanya terfokus di tiga wilayah yaitu Pidie, Aceh Utara dan Aceh Timur. Selanjutnya konflik mulai menjalar ke seluruh Aceh dan menimbulkan korban dari berbagai kalangan di masyarakat termasuk, anggota TNI/Polri dan GAM. Berbeda seperti di wilayah Aceh lainnya, di Aceh Tengah dan Bener Meriah konflik vertikal yang terjadi pada saat itu juga menyeret antar suku yang mendiami wilayah ini dalam konflik horizontal.
Pada awalnya sebelum konflik, masyarakat dari suku ini hidup damai berdampingan dan banyak terjadi perkawinan antara suku seperti Gayo dengan Jawa, Gayo dengan Aceh, Aceh dengan Jawa. Konflik yang terjadi pada masa itu kemudian menciptakan pemisahan (segregasi) di masyarakat. Mulai muncul saling curiga dan akhirnya kerukunan antar suku pun terganggu.
Penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) di Helsinki antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka merupakan babak baru dan harapan masyarakat untuk memulai kehidupan yang lebih baik. Namun esensi perdamaian ini belum menyentuh sampai ke tingkat masyarakat paling bawah. Ini dapat dicermati dari interaksi sosial dan sosialisasi antar suku yang ada di wilayah ini. Masih ada saling curiga dan dendam yang tersimpan di benak hati masyarakat.
Kondisi ini yang mendorong kami untuk menggagas program perdamaian di komunitas akar rumput di Bener Meriah dengan mengajak masyarakat untuk bisa kembali seperti kehidupan semula sebelum konflik dan bisa hidup damai berdampingan.
Sebagai pilot project untuk pelaksanaan program ini dipilih tiga desa yang mempunyai karakteristik berbeda-beda dan saling berdekatan sehingga memudahkan dalam pelaksanaan program. Pertama, desa Kenawat, desa ini penduduknya mayoritas dan hampir seluruhnya merupakan suku Gayo. Kedua, Pondok Sayur (Mupakat Jadi, Waq, Sedie Jadi, dan Panji Mulia), desa ini masyarakatnya campuran seperti suku Jawa, Gayo dan Aceh. Dan Ketiga, Desa Pondok Gajah, masyarakat desa ini kebanyakan bersuku Jawa.
Setelah melakukan sosialisasi secara informal, kemudian dilanjutkan dengan pertemuan formal yang dilaksanakan pada 25 Maret 2008 di salah satu ruangan di Sekolah Dasar Negeri Pondok Sayur, peserta dalam pertemuan ini adalah para tokoh seperti Imam, Gecik (Keuchik), dan tokoh pemuda dari desa Kenawat, Pondok Sayur (Mupakat Jadi, Waq P.Sayur, Sedie Jadi, dan Panji Mulia) dan Pondok Gajah. Dan dihadiri juga oleh lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat lokal pendukung program. Salah satu hasil dari pertemuan formal ini adalah terbentuknya kelompok kerja yang mendukung kegiatan ini yang disebut “Kelompok Kerja Lintas Etnis Untuk Kedamaian Umat”.
LSM Lokal pendukung kegiatan ini adalah Redelong Institute, PUSPA, PB HAM Aceh Tengah, KPAB (Komite Perempuan Aceh Bangkit), Permata Hijau, dan Aceh Development Business.
Untuk tahap awalnya penerima manfaat langsung dalam kegiatan ini dikhususkan pada perempuan, alasan ini diambil dari analisa yang dilakukan dan kesimpulan awalnya bahwa kelompok-kelompok perempuan yang berasal dari desa-desa yang masuk dalam pilot project akan lebih dapat menerima dan pertentangan yang akan terjadi ketika mereka berkumpul dan mulai melakukan kegiatan-kegiatan program akan kecil.
Diharapkan juga kelompok perempuan ini akan dapat memberikan informasi yang jelas kepada keluarga-keluarga (suami dan anak) mereka di rumah tentang pentingnya perdamaian. Sehingga secara perlahan-lahan ide perdamaian dan bahwa selama konflik masyarakat di manfaatkan oleh kelompok tertentu bisa tersampaikan dan anggota keluarga mereka tercerahkan.
Seiring berjalannya waktu “Kelompok Kerja Lintas Etnis Untuk Kedamaian Umat” berubah nama menjadi “Kelompok Perempuan Cinta Damai (KPCD)” yang ditetapkan pada Kongres pertama tanggal 18 Juli 2009 yang dihadiri 45 orang dari 9 desa di Bener Meriah. Pada tahun 2009 KPCD juga melakukan perluasan wilayah dan juga penambahan jumlah anggota di 7 desa lainnya, sehingga sekarang jumlah anggota KPCD berjumlah 80 orang dari 16 desa yang ada di Bener Meriah.
Mamfaat langsung yang dirasakan oleh ibu-ibu KPCD selama program perdamaian dan rekonsiliasi berbasis komunitas ini, tertera dibawah ini berdasarkan hasil wawancara.
“Sejak saya terlibat dalam kegiatan-kegiatan Kelompok Perempuan Cinta Damai, sudah berani berbicara dan berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh unsur desa di desa saya. Saya juga aktif menyampaikan pengalaman-pengalaman saya bersama KPCD tentang pentingnya perdamaian kepada ibu-ibu tetangga yang belum terlibat dalam kegiatan KPCD ” kata Ibu Lidya, anggota Kelompok Perempuan Cinta Damai, dari desa Blang Jorong.
“Awalnya saya sangat merasakan diskriminasi etnis di kabupaten Bener Meriah. Tapi setelah berkumpul dengan anggota Kelompok Perempuan Cinta Damai dan mengikuti kegiatan Kelompok Perempuan Cinta Damai diskriminasi terhadap etnis tidak terjadi lagi. Kami sudah menyatu bagaikan satu etnis. Dan yang kami kedepankan adalah membangun perdamaian di kampung kami tanpa memandang perbedaan suku” kata Ibu Marhamah, anggota Kelompok Perempuan Cinta Damai, dari Desa Purwosari.
“Dulu sering saling mencela antar etnis. Namun sejak bergabung dengan Kelompok Perempuan Cinta Damai kami menyatu bagaikan satu etnis tidak ada lagi perbedaan”. kata ibu Maimunah, anggota Kelompok Perempuan Cinta Damai, dari Desa Kenawat.
Cerita di atas adalah pengalaman-pengalaman dari ibu-ibu KPCD yang kami ringkas sebagai bentuk pembelajaran dari program perdamaian komunitas. Masih banyak pengalaman-pengalaman menarik dan berharga lainnya yang dirasakan ibu-ibu KPCD.
Sekarang Komunitas Perempuan Cinta Damai mulai melakukan kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas secara mandiri, seperti membuat diskusi rutin, pertemuan rutin dan juga koperasi KPCD. Dalam hal ini, tentunya masih diperlukan dukungan dari Pemerintah kabupaten Bener Meriah, DPRK Bener Meriah, dan elemen lainya dalam kegiatan-kegiatan KPCD dan dukungan dalam proses perdamaian berbasis komunitas di Bener meriah.
Berangkat dari itu, Kelompok Perempuan Cinta Damai bekerjasama dengan KontraS Aceh serta jaringan kerja lainya memiliki harapan untuk mengkampanyekan perdamaian komunitas dan rekonsiliasi kepada seluruh masyarakat kabupaten Bener Meriah dalam kegiatan “Deklarasi Kampung Damai”.
Proyeksi hasil yang ingin dicapai dalam program ini
I. Hasil yang ingin dicapai dalam tingkatan kebijakan dan jangka panjang
- Lahirnya kebijakan pemerintah (Bupati dan DPRK) tentang perdamaian komunitas dan rekonsiliasi di Bener Meriah.
- Perdamaian komunitas dan rekonsiliasi ini menjadi model untuk melanggengkan perdamaian di Bener Meriah.
II. Hasil yang ingin dicapai di tingkatan masyarakat dan lembaga-lembaga masyarakat
- Adanya kegiatan-kegiatan yang terus menyuarakan pentingnya perdamaian antar komunitas dan rekonsiliasi antar etnis di kabupaten Bener Meriah.
- Berlangsungnya rekonsiliasi dan perdamaian antar etnis yang direpresentasikan oleh kelompok perempuan dari etnis berbeda
III. Hasil yang ingin dicapai di tingkatan organisasi Kelompok Perempuan Cinta Damai.
- Visi dan misi organisasi Kelompok Perempuan Cinta Damai terus diimplementasikan dalam berbagai kegiatan.
- KPCD menjadi media konsolidasi masyarakat untuk pencegahan konflik kekerasan di Bener Meriah
Peserta dan Undangan
Target peserta dalam Deklarasi Kampung Damai sekitar 500 orang, terdiri dari anggota KPCD, masyarakat, pemuda, mahasiswa, tokoh adat, tokoh agama, unsur pemerintah, DPRK, Wartawan, TNI, Kepolisian, LSM, organisasi masyarakat.
Pelaksana Kegiatan
Kelompok Perempuan Cinta Damai (KPCD), Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Aceh, Redelong Institute, JANGKO, Lembaga Batuan Hukum Banda Aceh Pos Aceh Tengah, Balai Syura, IPEDA, K3BM, BEM Gajah Putih, SMABEM, RPuK, Lembaga Batuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan.
Penutup
Demikian TOR ini dibuat dengan sebenarnya. Besar harapan kami ada dukungan dan partisipasi kita semua. Atas bantuan dan kerja samanya kami ucapkan terimakasih.
Kontak person:
Dwi Handayani (Ketua KPCD) ; 085277338773, Feri Kusuma (KontraS Aceh) ; 0813 60 8686 34
Kelompok Perempuan Cinta Damai, Jl. Blang Jorong, Desa Tawar Sedenge, Kabupaten Bener Meriah