Dulu, Didong Berjunte Wan ni Ate Mugantung Wan Jantung, Sekarang ?

Drs H Ibnu hajar Lut Tawar

Takengon | Lintas Gayo – Tokoh masyarakat Gayo yang juga mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Tengah, Drs H Ibnu Hajar Lut Tawar menyatakan apresiasinya atas terbitnya buku karya Adam Mukhlis Arifin yang berjudul “Demokrasi Aceh, Mengubur Ideologi” yang diluncurkan Jum’at (25/11) malam.

“Selamat kepada Ali Gergel Pirak (nama samaran Adam Mukhlis Arifin saat GAM masih eksis-red) atau buku yang ditulisnya ini,” ucap Ibnu Hajar saat diminta menyampaikan sambutannya.

Menurut sosok yang tahun 2009 lalu pernah mencetuskan bahwa Gayo mulai bangkit ini, dirinya adalah generasi yang berdosa karena merasa gagal mempertahankan sendi-sendi ke-Gayo-an untuk diwariskan kepada anak cucu.

Namun dirinya juga mengaku gembira karena tanda-tanda kebangkitan Gayo sudah mulai muncul, seperti bermunculannya para penulis muda dari Gayo.

Selain itu, dia juga mengaku senang karena Saman sudah diakui oleh dunia berasal dari Gayo. Namun dia miris melihat seni Gayo lainnya seperti Didong yang sudah jauh bergeser dari khitah-nya.

Dulu Didong berjunte wan ni ate, mugantung wan jantung. Namun sekarang kerap menjadi sumber perpecahan antar masyarakat Gayo,” keluhnya.

Karenanya dia berharap kedepannya ada upaya-upaya perbaikan dengan kembali kedasar bagaimana kehidupan Gayo itu sebenarnya.

Dari kiri kekanan : Edy Putra Kelana, Ali Gergel Pirak, Salman Yoga S, Ikhwanussufa

Sementara itu, amatan Lintas Gayo saat peluncuran buku “Demokrasi Aceh, Mengubur Ideologi”, tampil Ali Gergel Pirak memaparkan isi bukunya tersebut. Juga ada sang editor Salman Yoga S, Panelis dipercayakan kepada Ikhwanussufa, ketua DPD KNPI Aceh Tengah dan sebagai moderator Edy Putra Kelana dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Gajah Putih

Dalam sesi tanya jawab, silih berganti sejumlah undangan yang hadir berebut menanyakan beberapa hal terkait buku yang bercover depan foto bersama Tgk Hasan Muhammad di Tiro, Zainal Abidin di Tiro, Mat Bin Tas, Hasanuddin dan Tgk Ilyas Leube di Buntul Kubu Takengon tersebut. (Windjanur/03)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.