Yogyakarta | Lintas Gayo – Mahasiswa dan masyarakat Gayo di Yogyakarta keluhkan tidak adanya perhatian Pemerintah Kabupaten di Tanoh Gayo terhadap generasi Gayo yang sedang berada diperantauan, khususnya Yogyakarta.
Pernyataan ini dicetuskan oleh Pembina Asrama Lut Tawar Yogyakarta, Ali Hasan, SE MM dihadapan puluhan mahasiswa yang hadir dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW 1433 H yang digelar di Asrama Lut Tawar di kota tersebut, Minggu (19/2/2012).
“Selama ini kita jarang bahkan mungkin tidak ada perhatian sama sekali dari pemerintah daerah, kita iri dengan kabupaten lain yang ada berasal daerah seluruh Indonesia yang ada di Yogyakarta termasuk kabupaten/kota yang berasal dari Aceh, mereka setiap tahun ada anggaran khusus yang dialokasikan dari APBD untuk dana bantuan perawatan asrama yang mencapai Rp.60-Rp.100 juta per tahunnya,” ungkap pengajar di Akademi Manajemen Pariwisata Yogyakarta (AMPTA) ini bernada miris.
Untuk asrama Lut Tawar tambahnya, jangankan dianggarkan di APBD untuk baju Kerawang Gayo saja kita sudah kesulitan dengan berbagai alasan, sehingga para generasi kita yang ada di Yogyakarta yang mencoba mempromosikan budaya Gayo kedaerah luar harus rela dengan memakai batik pinjaman.
Belum lagi sudah sangat dibutuhkannya asrama putri, semakin tahun mahasiswa putri yang berasal dari Gayo semakin banyak, menurutnya sudah harus mulai berfikir tentang ini.
Khusus tentang bagaimana strategi untuk bisa memasukkan usulan ke ranah pemerintah daerah, dia mengatakan akan berusaha untuk bisa menekan pemerintah daerah untuk memperhatikan para generasinya yang ada diperantauan.
“Semoga kedepan siapa pun yang terpilih dalam Pemilukada ini, bisa membawa sedikit perubahan dengan memberi perhatian kepada kita para perantau asal Gayo yang ada di Yogyakarta,” pungkasnya berharap. (Syarifuddin/Red.03)
.