SETIAP kali pacuan kuda berlangsung, selalu ada pernik-pernik kecil menarik yang seringkali tidak terlalu diperhatikan orang. Padahal tanpa disadari pernik-pernik ini misalnya adalah sosok-sosok penting yang selalu hadir sebagai bagian dari perhelatan besar ini.
Dulu di setiap penyelenggaraan pacuan kuda, selalu ada sosok bapak Onot Pejebe yang tanpa diminta dengan antusias membantu mengumpulkan baju joki yang baru selesai melakukan pacuan dan mengembalikannya kepada panitia. Kemudian ada sosok pemandu acara yang selalu berteriak “Asa Luwa Le” ketika kuda sedang seru-serunya berpacu di lapangan. Kedua sosok ini tidak lagi terlihat pada penyelenggaraan pacuan kuda tahun ini.
Tapi ada satu sosok sentral yang selalu hadir sejak saya pertama kali mengingat event pacuan kuda yang tetap hadir pada event pacuan kuda di tahun 2012 ini. Dialah Bang Muchsin yang berasal dari desa Bale yang terletak di hulu sungai Wih Ni Takengen yang sejak dulu dipercaya sebagai pengibar bendera start.
Di lapangan sosok Bang Muchsin sangat mudah dikenali. Sosoknya yang tinggi, paling tidak sekitar 185 CM, dengan kulit putih dan wajah keras dengan hidung mancung mengenakan “the real Stetson hat” membuat Bang Muchsin terlihat seperti koboi-koboi Texas yang membintangi iklan rokok Marlboro tampak menonjol di lapangan, kumis tebal yang menghiasi wajahnya mengingatkan para penggemar film western pada sosok Charles Bronson, aktor Hollywood terkenal yang berperan sebagai Bernardo O’Reilly di film koboi legendaris “The Magnificent Seven” karya sutradara John Sturges. Kalau saja bang Muchsin tidak berada di Takengen, tapi di Texas pasti semua orang akan menyapanya dalam bahasa Inggris, tidak akan ada yang menyangka kalau sang Marlboro Man ini adalah orang Gayo.
Berbeda dengan pacuan kuda profesional yang dalam melakukan START menggunakan Startgate berbentuk sebuah rangkaian beberapa kotak yang longgar sehingga kuda bisa berhenti dan menunggu untuk lepas melesat kedepan untuk memasukkan kuda dan jockey sebelum aba-aba “START” dilakukan. Dengan sebuah pintu tertutup rapat didepan yang akan terbuka secara bersamaan setelah bendera START dan tuas START ditekan oleh seorang START MASTER. Start pacuan kuda di Takengen tidak demikian.
.
Start pacuan kuda di Takengen cukup unik, di sini start dilakukan secara manual dalam pengertian kuda yang akan dipacu dibawa ke tengah lapangan oleh seorang pelepas kuda yang memegang tali kekang. Para pelepas kuda biasanya membawa kuda yang sudah tidak sabar untuk berlari berputar-putar di lapangan. Di sini seorang start master harus benar-benar jeli melihat posisi kuda di lapangan, karena biasanya kuda-kuda yang akan dipacu susah sekali untuk bisa berdiri menghadap ke depan dalam satu waktu.
Nah ketika semua kuda yang akan dipacu sudah menghadap ke depan, tidak peduli posisi kuda-kuda tersebut sejajar atau tidak, saat itulah Start Master mengibarkan bendera start dan pelepas kuda harus melepaskan kekang kuda yang dia pegang dan kudapun melesat bagai peluru.
Tugas berat inilah yang dalam setiap penyelenggaraan pacuan kuda sejak puluhan tahun yang lalu, selalu dipercayakan kepada bang Muchsin sang Marlboro Man dari desa Bale.(WinWanNur)
.