Draf Akademik ISBI Aceh Mulai di Bahas

Banda Aceh | Lintas Gayo – Tim Perumus dan Fasilitator Pendirian Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Aceh berlangsung di Hotel Hermes Palace Banda Aceh, Senin 9 Juli 2012 yang dihadiri Ketua Dewan Kesenian Aceh (DKA), T Kamal Sulaiman, Rektor ISI Padangpanjang Prof. Dr. Mahdi Bahar S.Kar., M.Hum, Rektor Unsyiah Prof. Dr. Syamsul Rizal, pemerhati seni dan budaya H Sjamsul Kahar, advokad Muklish Mukhtar, aktivis perempuan Naimah Hasan MA dan sejumlah pegiatan seni dan budaya.

Pemerintah Indonesia menetapkan Aceh sebagai salah satu dari empat provinsi yang dinilai layak untuk mendirikan lembaga pendidikan Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI). Keputusan ini tertuang dalam surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 042/P/2012. Untuk menindaklanjuti keputusan tersebut tim yang ditunjuk di bawah koordinasi Institut Seni  Indonesia (ISI) Padangpanjang

Prof. Dr. Mahdi Bahar Rektor ISI Padangpanjang mengatakan pendirian ISBI di Aceh merupakan amamat Pemerintah RI yang mesti dilaksanakan. Untuk tahap awal pendiriannya, ISI Padangpanjang menjadi “induk” sementara dan fasilitator untuk semua proses awal pendirian hingga terbentuknya ISBI di Aceh

“Diperkirakan ISI Padangpanjang akan terus terlibat dalam proses pendiriannya hingga lima tahun ke depan sampai ISBI di Aceh dapat berjalan secara mandiri. Pemerintah memilih Aceh sebagai provinsi didirikan ISBI tidak main-main, dan ini adalah amanah yang harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh,” kata Prof. Dr. Mahdi Bahar.

Sementara Ketua DKA, Teuku Kamal Sulaiman, menyebutkan  rapat kerja tim perumus akan melaksankan tugasnya menyusun draf terkait dengan berbagai hal yang diperlukan untuk proses pendirian ISBI di Aceh. Tim antara lain akan merumuskan soal format muatan lokal (local content), visi dan misi ISBI di Aceh selama 20 tahun ke depan.

“Draf akademik yang akan disusun tersebut meliputi; riset kelayakan ISBI, menyusun rencana kegiatan akademik, membuat petunjuk pelaksana kegiatan, mempersiapkan data-data pendukung dan sebagainya,” kata Ketua DKA.

Lebih jauh dijelaskan Teuku Kamal Sulaiman, setidaknya ada sembilan draf akademik yang akan dirumuskan tim yang nantinya akan dikaji kembali oleh para intelektual untuk proses finalisasi sebelum diajukan ke pihak Dikti.

Sulaiman Juned, S.Sn.,M.Sn. Sekretaris Panitia Pendiri ISBI Aceh juga Humas ISI Padangpanjang, menyatakan pendirian ISBI di Aceh diupayakan dapat melibatkan semua stakholder dan perwakilan dari unsur masyarakat sehingga hasil rumusan dari cikal bakal lahirnya ISBI di Aceh menjadi manifestasi dari pemikiran dan ide yang berasal dari muatan lokal dan masyarakat Aceh.

“ISBI di Aceh dalam eksistensi dan perannya nanti akan memberi ruang gerak yang lebih luas kepada semua pihak untuk menggali kembali isu-isu kesenian dan budaya Aceh berdasarkan muatan lokal. Apa-apa yang menjadi potensi lokal tentang seni dan budaya, harus digali kembali sebagai upaya untuk mempertahankan aset seni dan budaya daerah yang telah hilang,” pungkasnya.

Acara Raker Tim Pelaksana, Perumus dan Fasilitator Pendirian ISBI dibuka Kabag Agama Biro Keistimewaan dan Kesejahteraan Setda Aceh. (SP/red.03)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.