Takengon | Lintas Gayo – Diskusi empat pilar kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika) yang dilangsungkan Jum’at 9 Nopember 2012 lalu di Bale Pendari Takengon diikuti antusias oleh seratusan peserta.
Diskusi yang mengangkat kisah dan filosofi terciptanya syair Didong Aman oleh Ceh Daman Dewantara yang menjadi pemersatu dan pendamai konflik bersenjata DI/TII dengan Republik Indonesia beberapa tahun silam menampilkan nara sumber anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia asal Gayo Provinsi Aceh, Ir. Mursyid yang dimoderatori oleh Aulia. Sebagai pembanding, tampil Kapolres Aceh Tengah, AKBP. Dicky Sondani.
Dalam paparannya, Mursyid menjelaskan syair didong Aman merupakan lagu pendamai saat konflik politik bersenjata dengan meletusnya Pemberontakan DI/TII Aceh. Pejuang DI/TII bersedia kemudian berdamai dengan RI setelah menyaksikan penderitaan rakyat di Aceh, termasuk dataran tinggi Gayo.
“Mari kita renungkan bersama betapa beratnya pengorbanan pendahulu kita dalam mendirikan bangsa ini. Lagu didong Aman benar-benar sarat muatan 4 pilar kebangsaan kita,” ajak Mursyid.
Sementara Kapolres Aceh Tengah, AKBP. Dicky Sondani menyatakan kegembiraannya atas inisiasi diskusi tersebut, terlebih dengan nara sumber Mursyid. “Jika banyak tokoh disini yang berpola pikir seperti pak Mursyid, tentu sebesar apapun masalah akan bisa diselesaikan dengan mudah,”ujar Kapolres memuji.
Selanjutnya panjang lebar, Kapolres juga memaparkan tentang nilai-nilai kebangsaan yang mulai luntur pada generasi sekarang. Dia mengajak bersama-sama untuk mencari solusinya.
Diskusi berlangsung hangat, tanya jawab terjadi silih berganti dari peserta yang hadir, mulai dari akademisi, mahasiswa, tokoh masyarakat, tokoh sejarah dan lain-lain.
Salah satu peserta yang hadir, Juanda dari Kecamatan Bintang meminta kepada Mursyid untuk menggelar acara tersebut secara kontinu. “Jangan sekali saja dilangsungkan, saya menyarankan kegiatan seperti ini lebih sering digelar, mengingat generasi saat ini mulai melunturkan nilai sejarah dan mulai tidak tahu makna empat pilar tersebut”, katanya.
Kegiatan diskusi tersebut juga dihangatkan dengan dinyanyikannya kembali didong Aman oleh grup Segapa Etnic, seluruh peserta berdiri dan dengan hikmat meresapi syair lagu tersebut.
Turut tampil sang penyair muda berdarah Gayo, Zuliana Ibrahim dengan puisinya berisi kepiluan terhadap mulai memudarnya kesadaran generasi muda menghargai sejarah dan budaya. (Darmawan Masri/red.03)