Tiga Dosen Umuslim Pembicara Konferensi Internasional Di India

India | Lintas Gayo- Tiga Dosen Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan kabupaten Bireuen menjadi pembicara pada konferensi internasional dengan tema “Look East and Look Indonesia “India-Indonesia: Potential Areas and Issues in Bilateral Relations” & “Strengthening India-Indonesia Cultural Bridge through Education and Social Development”, berlangsung di Convention Centre, JNU New Delhi India , 6-8 September 2015.

Menurut Informasi dari Kabag humas Umuslim Zulkifli, M.Kom kepada media, Ketiga Dosen yang menjadi pembicara pada seminar tersebut Dr.H.Amiruddin Idris, SE.,MSi (Rektor Umuslim), Drs.Nurdin AR, MSi (Direktur Hubungan Internasional Umuslim), dan Teuku Cut Mahmud Aziz, S.il, M.A ( Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Umuslim). Keikutsertaan mereka menjadi pembicara di Konferensi Internasional tersebut atas undangan khusus dari Centre for Chinese & Southeast Asian Studies bekerja sama dengan SLL&CS Jawaharlal Nehru University (JNU) dan Keduataan Besar Republik Indonesia di India.

Tambah Zulkifli, M.Kom lagi, bahwa ketiga Dosen Umuslim pada konferensi tersebut akan membahas berbagai isu-isu politik global, bilateral dan regional serta posisi Indonesia dengan India dalam lingkup kekuatan ekonomi.

Diharapkan dari hasil konferensi ini akan dapat mengangkat kembali semangat persaudaraan dan menumbuhkan kesadaran betapa pentingnya menjalin hubungan kerja sama yang lebih dekat antara Indonesia dan India sebagai dua kekuatan Negara demokrasi terbesar di dunia.

Sejarah telah mencatat bahwa dimasa pemerintahan Soekarno dan Nehru hubungan dua negara antara India dan Indonesia terjalin begitu dekat.
Banyak hal dimasa lalu yang telah digagas oleh kedua pemimpin ini, seperti Konferensi Asia Afrika di Bandung. Sebagaimana diketahui juga negara India merupakan salah satu Negara yang pertama yang mengakui Kemerdekaan Indonesia.

Tetapi kedekatan hubungan bilateral dua negara tersebut menjadi renggang , dimana pada era Orde Baru hubungan kedua Negara tidak begitu dekat lagi dan pada dekade ini menjadi momentum penting untuk menumbuhkan dan meningkatkan kembali hubungan kedua Negara.

Dalam konferensi ini Dosen Universitas Almuslim mempresentasikan makalah berjudul “Indonesia-India Bilateral Culture And Trade”. Makalah ini menekankan betapa penting dan strategisnya membangun hubungan dagang antara Indonesia dan India,khususnya Aceh dan India jelas Zulkifli, M.Kom

Dimana sejak sejak Abad ke-12 Masehi hubungan dagang antara Indonesia (Nusantara) dan India telah terjalin dengan baik. Hubungan dagang berdampak pada adanya pengaruh kebudayaan India di Indonesia Selain topik masalah ekonomi yang dipaparkan ketiga perwakilan Umuslim ini, juga turut dibahas tentang berbagai teori masuknya pengaruh kebudayaan India ke Nusantara

Dan khususnya di Aceh banyak bukti arkeologis, bahwa hubungan Aceh dengan India sudah terjalin lama, banyak budaya Hindu yang berasal dari India sampai sekarang masih terlihat pada acara-acara adat Aceh, selain itu adanya keberadaan beberapa situs sejarah yang masih tersisa sebagai bukti sejarah seperti, Benteng Indra Patra dan Masjid Indrapuri di masa Kerajaan Lamuri di Aceh Besar dan keberadaan Kampung Indrapuri yang berarti City of Queen yang dulunya merupakan basis Agama Hindu.

Sebelum presentasi Nurdin Abdul Rahman mengawalinya dengan menyanyikan dua bait lagu India yang mendapat tepukan sangat meriah dari para hadirin..

Selain dari Umuslim, pemateri berasal dari berbagai kampus di India dan Indonesia seperti School of Languages, Literature and Culture Studies-JNU; International Politics and International Collaboration-JNU; Centre for International Politics, Organization and Disarmament; Indo-Pacific Studies, SIS, JNU; ICWA Economic, Cultural, Political and Strategic Co-operation; Centre for Studies in International Relations and Development (CSIRD), Kolkata; Dayal Singh College, Delhi University; Special Centre for Sanskrit Studies, JNU; NTRO; Departemen of History, Delhi University; Satyawati College, Delhi University; CHS, JNU; School of Foreign Languages, IGNOU, New Delhi; Universitas Negeri Sunan Ampel, Surabaya; Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang; Universitas Negeri Jakarta; Universitas Negeri Yogyakarta; Universitas Halu Oleo di Kendari, dan juga dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di India, serta Departemen Pertahanan India.

Peserta diperkirakan berjumlah lebih 350 orang yang berasal dari kalangan, akademisi internasional, pemerintah dan Departemen Pertahanan India, para diplomat (duta besar, atase, dan konselor), mahasiswa pascasarjana, dan pers.  (Rel)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.