Jatuh Cinta Dengan Wisata Alam Jamat

jam3 048Jamat | Lintas Gayo– Hutan hutan pinus yang mengelingi pengunungan, masih nampak sangat padat. Suara burung sahut menyahut, diantara desauan angin. Di lembah pengunungan yang menjadi area berburu rusa ini, air sungai mengalir deras, kadang kala jernih ada saatnya keruh berlumpur.

Saat kami menginjak kaki di Oweh Kol Dusun (sungai Dusun Jamat), Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah, pada minggu awal September lalu, terlihat beberapa ekor kerbau berlarian, keluar dari air, seakan terusik oleh kehadiran kami. Namun itu sejenak, kemudian hewan yang suka berendam ini, terbiasa.

Kampung Jamat berada dalam wilayah administrasi Kecamatan linge Kabupaten Aceh Tengah, Propinsi Aceh . Kampung ini termasuk perkampungan tua. Terdapat beberapa rumah peninggalan masa lalu yang keasliannya masih terjaga. Kampung jamat dapat ditempuh dengan berkendaraan dari ibu kota kabupaten, yang membutuhkan waktu 3 jam lebih.

Sebelum masuk Kampung Jamat, kita terlebih dahulu dengan perkampungan tua lainya, yakni Linge. Dimana dikawasan ini pernah berdiri kerajaan megah yang melahirkan raja terkemuka di Aceh, Darussalam.

Kampung Jamat menyimpan potensi wisata alam yang sungguh luar biasa indah, termasuk sungai yang sangat panjang dan lebar. Sungai yang mengalir dari arah selatan menuju muaranya di utara, tembus ke Jamboe Aye, merupakan aliran sungai yang mempesona. Kiri kanan sungai terhampar sawah dan hutan dammar. Sangat ideal bagi pemburu fotolanskap.

Menelusuri Sungai Kampung jamat dapat dilakukan dengan berjanlan kaki, atau menaiki perahu penduduk. Berangkatlah menjelang matahari terbit. Pamandangan hutan damar yang masih asli telah tersaji di depan mata dan sawah desa jamat.

Tepat matahari menampakkan dirinya. Alam akan menyajikan sesuatu yang dahsyat. Air yang jernih dan tenang seakan menjadi cermin, pantulan kedamaianya menyejukkan jiwa. Tak ubahnya bagaikan sebuah sajian eksotisme.

Menggabadikan keadaan alam dengan kamera adalah tindakan yang tepat untuk menikmati sajian alam yang masih perawan ini. Jika punya nyali, cobalah masuk lebih dalam lagi, menyusuri jejeran juataan pepohonan damar yang padat itu. Sediakan lensa tele untuk membidik beraneka jenis burung yang bertengger mencari makan di antara pohon damar.

Jika Anda penyuka memancing, sempatkan waktu berada di muara. Dorikan tenda dom, dan keluarkan alat pancing. Air sungai suatu tantangan bagi pemancing. Ikan yang masih tersedia cukup banyak jelas membuat kegiatan memancing menjadi mengasyikan.

Namun, karena lokasinya agak sedikit jauh dari ibukota kabupaten, Anda membutuhkan waktu minimal 2 atau 3 hari, untuk “bercinta” dengan alam yang dianugerahkan tuhan untuk Rakyat Gayo di seputar kawasan sebuah kerajaan bersejarah ini. (Irwan Yoga- Kayu Kul)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

News