Takengen | Lintas Gayo – “Ada saatnya seorang pergi membawa harapan besar, dan kembali berhadapan dengan orang yang mengecilkan harapan kita, setelah itu kita akan pergi lagi untuk merubah harapan baru”
Lima Negara itu telah menolakku. Namun, sudah tak mungkin berhenti di tengah perjalanan panjang yang telah lama Aku tempuh. Bagaimana nasibku jika kembali dari tanah rantau tanpa membawa kemenangan. Menjadi tenaga honor seperti yang di cita-citakan oleh Emak tak membuatku semangat untuk tinggal di tanah kelahiran.
Masih terbayang dengan mereka yang mengatakan bahwa “Kau tak mungkin bisa mencapai semua impianmu.” Tapi di sisi lain, bahasa yang mematikan harapan itu tak kubiarkan hinggap dalam benakku. Hijrah adalah pilihan yang tepat. Tetapi, semua butuh modal. Meski uang bukan segalanya, tetapi segala-galanya butuh uang.
Bagaimana akhirnya sebuah impian itu bisa terjawab?
Perjalanan yang membawamu mengetahui bagaimana untuk bisa tetap semangat meraih beasiswa ke Luar Negeri walau hanya bermodal tekad. Bahasa Inggris adalah hal paling utama untuk bisa mengantarkan kita mewujudkan study to aborad. Tentu tak adil bagi Bengi, karena impiannya terhalang dengan bahasa Inggrisnya yang terbilang sangat miskin. Di tambah lagi dengan keterbatasan ekonomi keluarga, yang harus membuatnya berdiam diri berbulan-bulan di rumah. Bukan hanya perjalanan meraih impian, tetapi cita dan cinta hadir mengisi setiap perjalanannya. Namun, Ia selalu percaya bahwa cita dan cinta selalu mengikat. Sosok lelaki bernama Aziz dari Arab Saudi dan gadis cerdas Zahra dari Jordan juga mengisi kisah hidupnya selama belajar di Wuhan. Yelinna perempuan non muslim dari Russia hadir sebagai pelengkap kisah novel ini selama hidup di Tiongkok.
“Impian itu seperti seseorang yang mempunyai perasaan kepada orang yang dicintainya, jika tidak segera diwujudkan, maka orang lain yang akan mewujudkannya”
Novel catatan ketika hati memilih hijrah ini akan memberi jawaban sesuai dengan pengalaman perjuangan meraih impian dari seorang perempuan bernama “Siti Aminah Ar-Rasyid”.
“Insya Allah, jika tidak ada kendala apapun, kira-kira bulan Maret 2016 mendatang segera diterbitkan oleh Indopustaka publisher Surabaya”
Kisah di dalamnya mengajak para pembaca semuanya untuk memahami bagaimana bisa kuliah mandiri hingga mencapai impian kuliah ke Luar Negeri. Perjalanan panjang, pengorbanan, suka dan duka hidup dari keluarga terbilang pas-pasan mengisi setiap kisah hidup untuk bisa bertahan walau penuh dengan kesulitan.
“Semoga karya perdana ini, bisa menginspirasi anak Indonesia terutama bagi mereka yang bercita-cita ingin terus bersekolah. Ekonomi bukanlah menjadi penghalang untuk meraih impian, walau segalanya butuh uang namun tak semuanya terhambat karena uang”
Cerita True Story ini juga banyak menceritakan tentang perjalalanan selama di Tiongkok. kisah cinta yang mengikat, impian seorang gadis non muslim untuk memeluk islam, namun impiannya dibatasi oleh seorang lelaki bernama Aziz dari Saudi Arabia. Bengi adalah tokoh Aku dalam kisah ini.(*)