Oleh: Siti Aminah
Tiongkok merupakan negara yang pernah hidup miskin. Rakyak kecilnya pernah hidup menderita, pemerintahnya sering bergonta ganti, perang yang tiada pernah usai sejak 4000 tahun silam. Orang Tiongkok juga imigran terbanyak di dunia, mereka pergi meningalkan tanah kelahiran demi mendapatkan kehidupan yang layak, bebas dari kekerasan dan kepahitan hidup. Dari itu, jangan heran orang Tiongkok bisa hidup di negara manapun di belahan dunia, mereka akan tetap berjaya. Jika melihat sejarah bangsa Tiongkok di masa lalu, itu mengapa mereka sangat mencintai budayanya sendiri, gigih dalam bekerja, berpikir selalu kedepan, kreatif serta inovatif dalam segala hal.
Beranjak dari sebuah filosofi orang Tiongkok mengatakan Xiăng zhìfù, xiān xiūlù. Ungkapan dalam Bahasa Mandarin ini berarti “Jalan yang baik menjadi penentu lancarnya rezeki”. Tak salah jika Tiongkok di kenal dengan bangsa yang belajar dari sejarah masa lalu. Ini adalah tahun ke dua saya di Tiongkok. Selain melihat sisi kerja kerasnya orang Tiongkok, kita juga belajar mengapa mereka bisa berjaya dan menguasai perekonomian ke dua di dunia dengan sangat cepat. Jika melihat filosofi di atas, wajar saja saat ini Tiongkok bisa menguasai pasar dunia dengan mudah. Transportasi merupakan menjadi alat utama sebagai penunjang kemajuan perekonomian Tiongkok. Itu tidak terlepas bahwa pemerintah Tiongkok selalu meningkatkan produktivitas di bidang transportasi dengan baik.
Selain senang berjalan kaki, ada beberapa transportasi yang sering di gunakan oleh orang Tiongkok. Kedua, bersepeda juga merupakan salah satu alternatif transportasi yang kerap kali menjadi andalan publik Tiongkok. Data menunjukkan bahwa sepertiga penduduk Tiongkok bersepeda dalam kesehariannya. Selain sangat peduli dengan kesehatan, harga sepeda di Tiongkok untuk keperluan sehari-hari juga tidak mahal, sehingga sepeda menjadi favorit alternatif transportasi warga di Tiongkok. Ketiga, Bus Umum. Seperti halnya di Indonesia, bus umum menjadi anternatif transportasi publik yang sangat murah. Sesuai dengan pengamatan saya, di Tiongkok Bus umum terkoneksi atara satu halte dan tujuan kota lainnya. Namun, tidak semua bus dapat kita naiki sembarangan. Sama seperti Transjakarta. Jika anda ingin ke monas anda harus menaiki trans yang sesuai dengan jalurnya masing-masing. Jadi jangan ambil arah Depok, bisa-bisa tersesat. Jadi setiap nomor bus sudah mempunyai tujuannya masing-masing.
Keempat, Subway. Inti dari kesuksesan pembangunan jaringan subway atau metro di Tiongkok adalah kemudahan pembebasan lahan yang akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Di Kota Wuhan Subway baru dibangun semenjak tahun 2010 lalu. Namun saat ini masyarakat wuhan sudah bisa menikmati perjalanan dengan menggunakan subway atau kereta bawah tanah. Proses keamaannya sama seperti di stasiun kreta dan bandara menggunakan mesin x-ray. Karena setiap penumpang akan di periksa keamaannya terlebih dahulu. Rencana Pemerintah untuk membangun Subway di seluruh penjuru kota di Tiongkok ini serta-mert pemerintah sadar dan sangat peduli bahwa transportasi publik merupakan nadi perekonomian dan dibangun demi kemaslahatan publik. Selain itu, penumpang subway tidak diizinkan makan dan minum di dalamnya.
Kelima, Kereta Peluru (Gaotie) jika Amerika terkenal dengan Bombardier Trans, Kawasaki Shinkansen dari Jepang, Siemens Valaro (German), Alstom (Perancis), maka Tiongkok tak kalah juga membangun sebuah kereta peluru atau sering di sebut Gaotie yang berarti “kereta tinggi”, yang bermakna kereta yang berkecepatan tinggi. Gaotie efektif beroperasi pada tahun 2008 dimana kecepatan standar maksimal adalah 350 km/jam, hal ini guna mengantisipasi kecelakaan yang pernah terjadi ketika masa uji coba Gaotie dengan kecepatan hampir 400 km/jam pada awal-awal masa operasinya. Pada Desember 2010, mulai beroperasi kereta cepat pada lingkar timur provinsi Hainan. Pada Juni 2011, China mengoperasikan kereta cepat Beijing-Shanghai dengan kecepatan tertinggi mencapai 486,1 km per jam. Kemudian pada Desember 2012, China juga mengoperasikan jalur kereta cepat terpanjang di dunia yaitu Beijing-Guangzhou dengan panjang sekitar 2.298 km. Dan pada Desember 2014, China juga mengoperasikan kereta cepat dari Lanzhou ke Urumqi yang melewati gurun pasir dengan total jarak mencapai 1.777 km.
Pembangunan kereta peluru serta merta merupakan modernisasi dari moda transportasi di Tiongkok. Dengan harga tiket yang bisa dua atau tiga kali lipat dari menggunakan kereta biasa, Gaotie mengutamakan ketepatan waktu, kecepatan, dan kenyamanan, yang tidak ditemukan di kereta-kereta biasa pada umumnya. Sehingga banyak masyarakat Tiongkok yang memilih Gaotie menjadi transportasi utama untuk melakukan perjalanan antar kota. Karena Gaotie adalah solusi yang tepat, jika sewaktu-waktu terjadi perubahan cuaca buruk sehingga pesawat tidak bisa beroperasi dengan cepat. Maka Gaotie menjadi pilihan tepat untuk perjalanan anda.
Kelima alat transportasi di atas menunjukkan bahwa pemerintah tiongkok benar-benar membangun sistem transportasi publik yang bertujuan untuk mensejahterakan kepentingan dan kenyamanan masyarakat Tiongkok. dari itu, kita sebagai bangsa Indonesia bisa melihat dari sisi positif negara-negara yang telah maju membangun bangsanya di bidang perekonomian maupun transportasi sebagai alternatif memajukan ekonomi sebuah negara. Seperti Amerika, Jepang, Tiongkok, bahkan Rusia yang saat ini sedang bersaing untuk menjadi grada terdepan perekonomian dunia.