Saman Penari Perempuan Bukan Gayo!

Oleh : Win Wan Nur

Saman dengan penari perempuan (belakangan disebut Ratoh) adalah tari kreasi baru yang diciptakan setelah Saman menarik perhatian dunia. Meski menggunakan bahasa Aceh, tapi tari Saman palsu ini justru lebih berkembang di Jakarta yang masyarakatnya memang tak memiliki hubungan emosional dengan Saman dan sama sekali tak paham filosofinya. Di Aceh sendiri, tarian itu nggak hidup di masyarakat.

Makanya kemarin waktu mereka mengadakan pemecahan rekor Saman 5057, itu mereka lakukan di Jakarta. Soalnya di Aceh memang nggak ada penari Saman abal-abal itu dengan jumlah sebanyak itu, padahal jumlah penduduk suku Aceh setidaknya sepuluh kali lipat lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk Gayo Lues.

Saya sangat yakin Bupati Ibnu Hasim ( Gayo Lues)  ngotot bikin Saman 1000,  tidak terlepas dari rasa mangkel dan panas melihat pecahnya rekor Saman 5057 yang dia gagas sebagai penegasan bahwa Saman adalah milik Gayo oleh Saman abal-abal di Jakarta itu.

Saman 10001 seolah menantang Saman abal-abal, tarian berbahasa Aceh yang meniru Saman Gayo yang berkembang di Jakarta itu.

Pergelaran Saman 10001  (2017) adalah cara Gayo menunjukkan pada dunia bahwa Saman adalah tari asli Gayo yang tidak bisa diklaim oleh daerah lain. Karena, gerakan Saman otomatis mengalir di darah setiap laki-laki di Gayo Lues, sehingga untuk mengumpulkan penari sebanyak inipun tak ada masalah. Tak perlu latihan, langsung mainkan.

Dengan Saman 10001 ini seolah Ibnu Hasim sedang menegaskan “Ini Saman asli, mengalir dalam darah kami, jangan coba-coba klaim sebagai milik kalian. Sekarang, kalian mau coba lagi pecahkan rekor kami?…coba saja”. Tulisan ini diambil dari FB Win Wan Nur

 

Comments are closed.