Redelong|Lintasgayo.com – Sebatang Bunga Bangkai tumbuh subur dikebun milik salah satu warga Kampung Bahgie Bertona, Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah.
Bunga unik yang bernama ilmiah Amorphophallus tersebut tumbuh menjulang tinggi melampaui tinggi tubuh pria dewasa.
Pemilik kebun, Jamaluddin, mengatakan bahwa bunga raksasa tersebut mulai tumbuh beberapa minggu kebelakang.
” Tumbuhnya beberapa minggu kebelakang, sekarang sudah besar, bahkan melebihi tinggi tubuh saya,” ucap Jamaluddin saat dikonfirmasi media ini via telepon seluller, Minggu ( 27/02/2022).
Bunga tersebut tumbuh dikebun miliknya yang berlokasi di Kampung Wih Resap, Kecamatan Mesidah. Menurutnya, bunga berjenis sama tidak hanya sekali ini saja tumbuh dilokasi tersebut, tapi sudah beberapa kali.
” Sudah beberapa kali, tapi yang ini paling tinggi dan besar diameternya, biasanya sebelum tumbuh sebesar ini, bunga – bunga tersebut kami tebang, karena tergolong hama atau gulma tanaman kopi,” terangnya.
Bunga bangkai adalah jenis bunga endemik Sumatera yang sering ditemui disekitaran hutan hujan Sumatera, termasuk hutan – hutan di Dataran Tinggi Gayo. Julukan bunga bangkai tidak terlepas dari aroma yang dikeluarkan tumbuhan tersebut pada fase tertentu, aroma – aroma tersebut dikeluarkan untuk menarik perhatian serangga – serangga yang ada disekitar tumbuhan tersebut berada, serangga – serangga tersebut akan membantu proses penyerbukan.
Pada halaman Wikipedia disebutkan, bunga bangkai memiliki dua fase dalam kehidupannya yang muncul secara bergantian, yaitu fase vegetatif dan fase generatif.
Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semu, tingginya dapat mencapai 6 meter. Setelah beberapa waktu, kemudian organ vegetatifnya layu dan umbinya dorman ( berhenti tumbuh ). Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, bunga majemuknya akan muncul. Apabila cadangan makanan kurang, maka akan tumbuh kembali daunnya.
Pada beberapa kasus, perkembangbiakan tumbuhan tersebut dibantu oleh Burung Ngang ( Rangkong /Gayo red ), burung – burung Ngang memakan biji dari bunga bangkai kemudian membuangnya kepermukaan tanah melalui feses. Berkurangnya populasi burung Ngang saat ini mengakibatkan berkurangnya jumlah bunga bangkai di alam.
IUCN (International Union for Conservation of Nature) dan WCMP (World Conservation Monitoring Centre) menetapkan spesies bunga bangkai sebagai flora dengan status kelangkaan Vulnerable ( rentan ). Akan tetapi pada tahun 2002 status tersebut dicabut karena kekurangan data valid. ( Santon )
Comments are closed.