Takengon | lintasgayo.com – Ulga adalah gen Z. Salah satu ciri khas Generasi Z adalah memiliki pola pikir global.
Generasi yang tumbuh dengan tehnologi canggih dalam kesehariannya. Mereka bisa melihat dunia dan berkomunikasi dengan orang dari seluruh dunia.
Mereka punya standar dan pembanding luas sehingga kaya ide dan pemikiran cemerlang.
Meski begitu, sangat penting bagi Generasi Z untuk memahami realitas lokal atau kondisi kenyataan sehari-hari dalam hidup mereka.
Gen Z merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012. Generasi ini dikenal sebagai Gen atau Generasi Internet.
Generasi ini lahir dalam era digital yang sudah mapan. Mereka tumbuh dengan smartphone, media sosial, dan internet yang merajai kehidupan sehari-hari.
Menariknya, hasil sensus 2020 menunjukkan komposisi penduduk Indonesia yang sebagian besar berasal dari Generasi Z/Gen Z (27,94%), yaitu generasi yang lahir pada antara tahun 1997 sampai dengan 2012.
Ulga adalah Sarjana Psikologi. Dengan ilmunya itu banyak lapangan pekerjaan yang bisa dimasukinya.
Namun Ulga memilih jalannya sendiri yang tidak biasa. Yaitu menjadi caleg di DPRK Aceh Tengah dari Partai Aceh.
Menariknya, keluarga Ulga adalah suku Jawa. Sementara Partai Aceh yang merupakan Partai Lokal , diproklamirkan oleh para mantan kombatan GAM.
Setelah MoU, eks kombatan GAM membentuk Komite Peralihan Aceh (KPA). Lalu membuat partai lokal. Partai Aceh.
Bagi Ulga yang lahir di Paya Tumpi , bertepatan dengan Ulang tahun GAM, 4 Desember 1999, menjadi anggota DPRK bukanlah tujuan.
Apalagi sekedar mencari pekerjaan selama lima tahunan. Ulga sudah punya penghasilan tetap menjadi Direktur SWY Gayo Cigar.
SWY Gayo Cigar adalah Cerutu dari tembakau Gayo yang telah di eksport ke mancanegara. Terbaru ke Korea Selatan. Sebelumnya ke China, Malaysia, Hongkong ,dll.
Bukan itu saja, Ulga juga beternak bebek yang mengisi berbagai rumah makan di Aceh Tengah.Beternak sapi bali, ayam dan beberapa usaha lainnya.
Secara finansial, Ulga sudah cukup mapan. Pembaca buku Plato , Aristoteles dan Socrates ini pingin menjajal menjadi anggota Dprk.
Karena bagi Ulga, DPRK adalah Penomena menarik yang banyak diinginkan orang. Ada apa?. Begitu rasa ingin tahu Ulga bergolak mencari jawab.
Awalnya, Ulga mendaftar caleg menggunakan ijazah SMP. Tapi syarat minimalnya adalah ijazah SMA. Ulga pun terpaksa memakai ijazah SMAnya.
Kini, Ulga yang bernama lengkap Bacharuddin Ulga Waluyo ini resmi menyandang gelar Calon Legislatif nomor 1 dari Daerah Pemilihan Kecamatan Kebayakan, Lut Tawar dan Bintang.
Bagi Partai Aceh sendiri, kehadiran Ulga menjadi Caleg adalah Penomena baru. Hal ini menunjukkan PA sudah bukan lagi partai bagi eks kombatan. Seperti asumsi yang terbangun setelah MoU.
Tapi partai yang terbuka dan menerima keberagaman dan Kebinekaan. Bahkan mantan Panglima GAM Aceh, Muzakkir Manaf ,dalam satu kesempatan berkunjung ke Takengon, ingin bertemu Sri Waluyo.
Sri Waluyo adalah orang tua Ulga yang dikenal supel dan memiliki banyak teman. Termasuk dari kalangan eks kombatan di Gayo.
Namun sayang, Waluyo saat itu sedang berada di Lhokseumawe, sehingga pertemuan dengan Muzakkir Manaf tidak terjadi.
Di Aceh Tengah, pengurus PA tidak lagi didominasi oleh mantan kombatan. Tapi diisi oleh masyarakat sipil lainnya. Termasuk yang menjadi ketuanya
Bahkan para caleg dari PA banyak diisi generasi muda dari gen Milenial dan gen Z yang SDM sangat baik.
Akankah Ulga generasi Z yang ingin berkiprah menjadi anggota Dprk ini berhasil dan apa yang dilakukannya jika duduk nanti ?
Mari kita lihat nanti….tak lama lagi.