Singkil – Sebagian warga Aceh Singkil yang tinggal di pinggir laut mengungsi ke kawasan perbukitan ketika daerah itu diguncang gempa sekitar pukul 00.55 wib Selasa (6/9) dinihari. Mereka khawatir tsunami datang lagi.
Suharyadi, warga Singkil yang dihubungi dari Banda Aceh mengatakan, gempa terasa sangat kuat di sana. “Banyak yang lari ke bukit menyelamatkan diri. Pengalaman sebelumnya membuat warga trauma dengan tsunami,” ujar Suharyadi.
Menurut Suharyadi, kondisi itu semakin diperparah dengan padamnya arus listrik usai gempa. “Di sini sekarang gelap gulita,” ujarnya. Itu sebabnya, Suharyadi pun belum mendapat kabar soal kemungkinan adanya korban jiwa atau harta benda akibat gempa.
Tsunami pernah terjadi di Singkil pada 28 Maret 2005, tiga bulan setelah tsunami hebat 24 Desember 2004. Akibat gempa dan tsunami waktu itu, permukaan tanah di Singkil turun hingga satu meter.
Sementara itu, Badan Meteorologi Krimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, pusat gempa terjadi di kawasan Singkil Baru, Provinsi Aceh, dengan kekuatan gempa sebesar 6,7 SR.
Sementara itu, Badan Metereologi Amerika Serikat (US Geological Survey) mengonfirmasikan bahwa gempa yang mengguncang Aceh dan Medan ini berskala 6,5 SR, dan terjadi di kawasan Sumatera bagian Utara dan berasal dari kedalaman 52,3 kilometer.
USGS juga melaporkan pusat gempa berada pada jarak 130 kilometer dari Medan, dan 387 kilometer dari Banda Aceh.
Getaran gempa juga dirasakan cukup kuat di Takengon Kabupaten Aceh Tengah. Pun demikian warga dataran tinggi Gayo tersebut tidak tampak berhamburan keluar rumah. (Yuswardi/atjehpost | wdj)