Oleh. Drs. Jamhuri, MA[*]
Do’a adalah sebuah permohonan hamba kepada Tuhan yang memiliki segala yang ada, banyak cara orang berdo’a. Ada yang berdo’a dengan menggunakan bahasa verbal yang langsung berkomunikasi dengan Tuhan dengan meminta apa yang dikehendaki, mulai dari yang bersifat pribadi Sampai kepada masalah orang banyak. Karena keinginan untuk diqabulkan segala permintaannya terkadang sebagian orang merasa tidak yakin apakah yang ia minta diterima atau tidak oleh Tuhan.
Keyakinan bahwa Tuhan akan menerima permintaan sebagian orang dan menolak permintaan sebagian yang lain, membuat manusia merasa ragu pada dirinya dan menyuruh orang lain untuk berdo’a dan ia mengamini apa yang diminta oleh orang lain. Fenomena seperti ini terjadi dalam semua lapisan masyarakat, terkadang juga mereka yang disuruh berdo’a hanya mampu menghafal do’a dengan tidak mengetahui apa yang ia minta (do’a) kan kepada Tuhan. Suatu ketika pada bulan ramadhan yang baru berlalu ada seorang yang dinggap atau menganggap diri mampu berdo’a, meminta (berdo’a) kepada Tuhan untuk dimasukkan kedalam surga pada saat nanti dibangkitkan pada hari qiyamat.
Lalu ketika nanti dimasukkan kedalam surga, ia menambah permintaan untuk diberikan makanan yang enak-enak dan minuman juga yang mewah. Ia membayangkan bahwa minuman yang paling enak adalah minum susu, sehingga permintaan minuman yang dipesan adalah susu. Ketika selesai berdo’a seorang jamaah yang ikut mengamini do’a tersebut bertanya. Menurut tengku apa minuman yang paling mewah sekarang dan apa juga makanan yang paling enak yang anda harapkan anda makan ?
Tengku yang telah selesai berdo’a menjawab, karena apa pertanyaan itu anda ajukan kapada saya ? selanjutnya yang mengamini do’a tersebut memberi pendapat bahwa, karena tengku telah meminta minuman susu nanti ketika masuk surga dan meminta makanan yang mewah, lalu adakah minuman yang lebih enak dari susu, atau makanan yang lebih enak dari yang diminta. Atau juga masih adakah pada saat itu makanan yang tidak enak ? Dari situ ternyata tengku yang membaca do’a tadi, tidak tahu apa yang ia minta karena ia tidak bisa berbahasa Arab dan ia tidak meresa bahwa do’a dengan bahasa yang dia mengerti juga di terima oleh Tuhan.
Kalau tidak mengerti dengan do’a yang dibaca, kenapa kita bersedia membacakan do’a yang diminta oleh orang lain. Pengakuan dari tengku tersebut bahwa do’a yang ia baca hanyalah dihafal sehingga apa yang ia minta dia sendiri tidak tahu. Pertanyaan lebih jauh bisa kita tambahkan walaupun tidak langsung kepada tengku tersebut, bahwa minuman susu adalah minuman enak bukan pada masa sekarang, tapi minuman tersebut di rasa enak dan mewah ketika orang hanya mengenal tiga macam minuman yaitu : teh, kopi dan susu.
Ada sebuah pemahaman yang diajarkan Tuhan kepada kita bahwa kenikmatan di surga tidak pernah terbayangkan oleh pikiran manusia “Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, Dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak akan ditimpa panas matahari di dalamnya (Thaha : 118 – 119)”, karena itu bukankah lebih baik ketika seseorang berdo’a memadai meminta untuk dimasukkan kedalam surga dengan tidak perlu memerinci kenikmatan yang tidak terbayangkan oleh manusia. Karena memang surga itu belum ada sebelum dunia yang pana ini di hancurkan Tuhan dan akan diganti dengan hari yang kekal.
Diantara bentuk do’a yang menggunakan bahasa verbal, ada juga yang berdo’a dengan bahasa non verbal. Bentuk do’a seperti ini, tidak berdo’a kepada Tuhan dengan dialog secara lisan tetapi lebih kepada isyarat dan gerak-gerik serta prilaku kehidupan mereka.
Ketika sesorang dalam keadaan sakit, ia berupaya untuk sembuh dengan mengkosumsi obat yang didapat dengan resep dokter sesuai dengan penyakit yang diderita .Seorang yang menderita sakit jantung atau penyakit apapun namanya, ia berupaya untuk sembuh dengan melakukan olah raga dan menjaga pantangan, dengan tidak memakan apa yang menjadi pantangan penyakit tersebut. Upaya penyembuhan penyakit seperti ini adalah upaya menjadikan diri sebagai dokter untuk menyembuhkan penyakit sendiri.
Bisa juga do’a dilakukan dengan inter aksi social, dimana ketika seorang mendengar saudara atau keluarga mereka yang sakit, mereka ingin mengetahui jenis penyakit yang diderita. Respon pribadi sebagai saudara atau keluarga muncul secara reflek, dimana ketia ia mengetahui bahwa saudaranya terkena penyakit Diabetes (gula darah) atau kencing manis.
Informasi dari orang lain dengan tanpa petunjuk dokter mengatakan, bahwa bagi pengidap penyakit tersebut sangat baik untuk mengkonsumsi sayuran yang memiliki rasa pahit seperti daun rukut, sehingga orang awam yang memiliki rasa persaudaraan yang tinggi berharap dan bermohon kepada Allah agar penyakit tersebut bisa sembuh dengan mengkunsumsi rukut tersebut.
Itulah arti sebuah do’a, dimana selalu berharap kepada Tuhan agar segala kekurangan dapat disempurnakan olah Yang Maha Sempurna. Yang sebagian dari orang meminta secara langsung dengan sebutan “Ya Allah berilah aku dan keluargaku kesehatan dan sembuhkanlah aku dan keluargaku dari segala penyakita…”, namun sebagian mereka tidak mengatakan itu. Tapi mereka memberi makanan atau sayur-sayuran yang dapat menyembuhkan penyakit yang diderita, diantaranya adalah dengan mencari dan memberi makanan atau sayur (jantar rukut).
Yakinilah! bahwa ketika berdo’a kepada Tuhan, do’a kita akan diqabulkan dan segala permintaan akan dipenuhi, dengan tidak mengharuskan dalam bahasa Arab (kecuali do’a dalam shalat), karena semua bahasa itu milik Allah. Demikian juga dengan do’a atau upaya penyembuhan dengan tidak menggunakan media lisan, tetapi dengan media perilaku dan tindakan dan media lain yang memang dideediakan Tuhan untuk itu.