Di Linge Dikembangkan Coklat Organik

Isaq | Lintas Gayo – Petani di kecamatan Linge kabupaten Aceh Tengah kembangkan coklat organik yang merupakan program pendampingan perbendayaan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan Conservation Taman Buru Isak Linge Institute Green Aceh  dengan dukungan Kehati, USAID, Conservation Internasional dan Kementerian Kehutanan Indonesia .

Adie Usman, Manager Program dari Institute Green Aceh untuk Program  Tropical Forest Conservation Action mengatakan pengembangan coklat organic. ”Kita melakukan pemdampingan untuk melakukan pengembangan coklat organik, yang merupakan salah satu program untuk meningkatkan ekonomi masyarakat disekitar kawasan Conservasi Taman Buru Isaq Linge” kata Adi Usman, Selasa (26/9/2011).

 Coklat organik adalah salah satu potensi ekonomi yang dikembangkan IGA dan mitranya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat  dengan berbasis pelestarian lingkungan. ”Kita berharap dengan pengembangan coklat organik ini nantinya akan dapat meningkat ekonomi masyarakat sehingga tidak ada lagi terpikir di benak masyarakat untuk merusak alam untuk memenuhi kebutuhan mereka” kata Adie Usman lagi.

Selain itu menurutnya, di kawasan ini juga dikembangkan Agro Forestry seperti hasil hutan-hutan seperti rotan yang kemudian di olah menjadi komuditas yang bernilai ekonomis tinggi. ”Kita membuat bengkel kerja kerajinan dalam upaya pengembangan tersebut”, jelasnya.

Bertempat di Kawasan Tanam Buru Linge Isaq, yang masih masuk dalam Kawasan Ekosistem Lueser (KEL)  tepatnya berada di desa Jamat, Linge, Kute Reje dan Delung Sekinel di kecamatan Linge kabupaten Aceh Tengah, kawasan ini merupakan salah satu kawasan di Aceh Tengah yang cocok untuk pengembangan coklat.

“Tujuan program ini adalah memperkuat ekonomi masyarakat local  dan melakukan conservasi keragaman hayati di Kawasan Tanam Buru Isak Linge” kata Adi Usman yang didampingi oleh Fakhruddin,  Koordinator Rehabilitasi Insitute Green Aceh untuk Program Program  Tropical Forest Conservation Action.

Apa yang dilakukan dalam program ini kata Adi Usman adalah, memberikan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan, memperkuat kearifan lokal atau memperkuat adat, rehabilitasi lahan kritis dan pengembangan ekonomi masyarakat.

“Saat ini kita juga sedang mengembangkan Eko Wisata di daerah ini, yaitu memaksimalkan potensi Kawasan Tanam Buru Isaq Linge  untuk menarik wisatawan untuk berkunjung yang nantinya akan berimbas baik pada penghasilan ekonomi masyarakat” jelas Adi Usman lagi.

Untuk penguatan adat lanjutnya, pelestarian cakar-cakar budaya atau situs budaya juga dilakukan, seperti diketahui di kecamatan Linge adalah daerah yang terdapat banyak situs-situs penginggalan kerajaan Linge. ”Selain menjaga kelestarian cakar budaya tersebut kita juga mempromosikan situs-situs budaya untuk menarik wisatawan datang berkunjung”. katanya lagi.

Tanam Buru Isaq Linge sendiri adalah sebuah kawasan dengan luas kurang lebih 86 ribu hektar, yang merupakan kawasan konsevarsi di kabupaten Aceh. Program tersebut sendiri berlangsung selama tiga tahun. (Win Godang)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.